Bicara Tanpa Disertai Dzikrulloh


Dzikrulloh (18)

Profesi pelawak, sebenarnya tercela. Yang dipikir oleh pelakunya adalah membuat orang banyak tertawa. Itulah tujuan utamanya. Pernahkah kita dapati, mereka menggiring pemirsa untuk banyak mengingat Alloh ? Kalau itu ada, tentu bukan lawak namanya. Banyak tertawa mematikan hati. Justru yang dituntut oleh syariat adalah banyak menangis. Karena itulah, nabi shollallohu alaihi wasallam mengingatkan kita :

عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم لاَ تُكْثِرُوا الْكَلاَمَ بِغَيْرِ ذِكْرِ اللَّهِ فَإِنَّ كَثْرَةَ الْكَلاَمِ بِغَيْرِ ذِكْرِ اللَّهِ قَسْوَةٌ لِلْقَلْبِ وَإِنَّ أَبْعَدَ النَّاسِ مِنَ اللَّهِ الْقَلْبُ الْقَاسِى

Dari Ibnu Umar berkata : Rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : Jangan banyak bicara tanpa dzikrulloh karena sesungguhnya banyak bicara tanpa dzikrulloh adalah membuat kerasnya hati. Dan manusia yang paling jauh dari Alloh adalah siapa yang hatinya keras [HR Tirmidzi]