Alfatihah (12)
Salah satu adab berdoa adalah menyebut nama-nama Alloh dan
memujiNya. Hal ini sesuai dengan firman Alloh :
وَلِلَّهِ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَى فَادْعُوهُ
Alloh memiliki banyak nama yang indah maka berdoalah
denganNya [al a’rof : 180]
Ayat di atas selaras dengan sabda nabi shollallohu alaihi
wasallam :
عَنْ فَضَالَةَ بْنِ عُبَيْدٍ رضي الله عنه قَالَ
سَمِعَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم رِجْلاً يَدْعُو فِي صَلَاتِهِ
لَمْ يَحْمَدِ اَللَّهَ وَلَمْ يُصَلِّ عَلَى اَلنَّبِيِّ صلى الله
عليه وسلم فَقَالَ عَجِلَ هَذَا ثُمَّ
دَعَاهُ فَقَالَ إِذَا صَلَّى أَحَدُكُمْ فَلْيَبْدَأْ بِتَحْمِيدِ.
رَبِّهِ وَالثَّنَاءِ عَلَيْهِ ثُمَّ يُصَلِّي عَلَى اَلنَّبِيِّ صلى الله
عليه وسلم ثُمَّ يَدْعُو بِمَا شَاءَ
Dari
Fadlolah Ibnu Ubaidah Radliyallaahu 'anhu berkata : Rasulullah Shallallaahu
'alaihi wa Sallam pernah mendengar seseorang berdo'a dalam sholatnya dengan tidak
memuji Allah dan tidak membaca sholawat Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
maka bersabdalah beliau : Orang ini tergesa-gesa. Kemudian beliau memanggilnya
seraya bersabda : Apabila seseorang di antara kamu berdoa dalam sholat maka
hendaknya ia memulai dengan memuji Robnya dan menyanjungNya kemudian membaca
sholat Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam lalu berdoa dengan do'a yang
dikehendakinya [HR Ahmad dan Imam
Tiga]
Dalam kitab-kitab hadits, kita bisa menemukan banyak lafadz
doa yang diawali dengan penyebutan nama-nama Alloh. Bahkan lafadz pujian bagi
Alloh lebih banyak dari doa yang dipanjatkan. Contohnya adalah pada doa memohon
ampun dalam sayyidul istighfar. Doa ini diawali dengan pujian-pujian bagi Alloh
:
اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا
أَنْتَ خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا
اِسْتَطَعْتُ أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ
عَلَيَّ وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي
Ya
Allah Engkaulah Robku tidak ada ilah yang berhak diibadahi selain Engkau yang
telah menciptakan diriku, aku hambaMu, aku selalu berada dalam ikatanMu dan
perjanjianMu selama aku mampu aku berlindung kepadaMu dari kejahatan yang aku
perbuat aku mengaku kepadaMu dengan dosaku
Setelah memuji Alloh Ta’ala, selanjutnya kita memohon
kepadaNya :
فَاغْفِرْ
لِي
Maka ampunilah aku
Rupanya, doa ini diakhiri dengan kembali memuji sifatNya yang
terpuji :
فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ اَلذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ
Sebab
tiada yang akan mengampuni dosa selain Engkau
Termasuk
dalam hal ini adalah surat alfatihah. Surat ini mengandung doa kepada Alloh
yang diawali dengan pujian-pujian kepadaNya :
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ
الرَّحِيمِ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ
الْعَالَمِينَ الرَّحْمَنِ
الرَّحِيمِ مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
Dengan
menyebut nama Alloh Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Segala Puji bagi Alloh
Rob semesta alam. Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Yang Menguasai hari
pembalasan. Hanya kepadaMu kami beribadah dan hanya kepadaMu kami meminta
اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ
غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ
Tunjukilah
kami ke jalan yang lurus, jalannya orang-orang yang telah Engkau beri nikmat
bukan jalannya kaum yang dimurkai dan orang-orang sesat
Pada
surat ini terlihat pujian kepada Alloh lebih banyak dari panjatan doa.
Demikianlah sudah selayaknya bagi siapa yang bermunajat kepada Alloh,
memulainya dengan ats tsana (pujian) kepada Dzat yang kita pinta.