Kapan Bertakbir (30)
Setelah menaklukkan Mekah, rosululloh shollallohu alaihi
wasallam mengajak kaum muslimin untuk menyerang Hunain. Diantara pasukan yang
ikut adalah orang-orang yang baru saja lepas dari kekafiran. Saat melewati
pohon bidara, Abu Waqid Allaitsi yang baru masuk islam berkata :
يَا
نَبِىَّ اللَّهِ اجْعَلْ لَنَا هَذِهِ ذَاتَ أَنْوَاطٍ كَمَا لِلْكُفَّارِ ذَاتُ
أَنْوَاطٍ
Wahai nabiyulloh, buatkan untuk kami
dzatu anwath sebagaimana orang-orang kafir memiliki dzatu anwath
Permintaan ini diajukan karena Abu Waqid belum sepenuhnya
bersih dari pengaruh syirik yang sudah mendarah daging sebelumnya. Salah satu
kebiasaan kaum quraisy adalah menggantungkan pedang-pedang mereka dan duduk-duduk
mengelilinginya dengan harapan mendapatkan keberkahan. Rosululloh shollallohu
alaihi wasallam terkejut mendengar permintaan ini hingga beliau bersabda :
اللَّهُ
أَكْبَرُ هَذَا كَمَا قَالَتْ بَنُو إِسْرَائِيلَ لِمُوسَى (اجْعَلْ لَنَا إِلَهاً
كَمَا لَهُمْ آلِهَةٌ) إِنَّكُمْ تَرْكَبُونَ سُنَنَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ
Allohu Akbar ! Ini sebagaimana
perkataan Banu Isroil kepada Musa “ Jadikan untuk kami sesembahan sebagaimana
mereka memiliki sesembahan “ Sesungguhnya kalian mengikuti kebiasaan
orang-orang sebelum kalian [HR Ahmad]
Takbir yang diucapkan oleh rosululloh shollallohu alaihi
wasallam disimpulkan oleh Syaikh Muhammad Bin Abdul Wahab :
Diperbolehkan
bertakbir ketika merasa heran, atau mendengar sesuatu yang tidak patut
diucapkan dalam agama.