Kapan Bertakbir (17)
Pekikan takbir sering kita dapati pada diri mujahidin di
medan tempur. Hal ini biasa dilakukan oleh nabi shollallohu alaihi wasallam.
Misalnya pada perang Khoibar. Ketika sudah melihat musuh, beliau berteriak :
اللَّهُ أَكْبَرُ ، خَرِبَتْ خَيْبَرُ ، إِنَّا
إِذَا نَزَلْنَا بِسَاحَةِ قَوْمٍ فَسَاءَ صَبَاحُ الْمُنْذَرِينَ
Allohu Akbar ! Runtuhlah Khoibar ! Bila kita mendatangi medan
pertempuran pada satu kaum, maka betapa keburukan akan menimpa orang-orang yang
mendapat peringatan di pagi hari [HR Bukhori, Muslim, Malik, Ahmad, Nasa’i dan
Trimidzi]
Kalimat ini beliau ucapkan tiga kali. Tentang bacaan takbir
ketika berperang, Imam Ibnu Rojab Alhambali berkata :
التكبير على
العدو عند مشاهدته.
Bertakbir dianjurkan saat melihat musuh
Hikmah dari takbir adalah mengusir setan yang
menyertai pasukan kafir sebagaimana larinya mereka di perang badar setelah
sebelumnya menjanjikan bantuan kepada kaum kafir quraisy.
Imam Nawawi berkata : Di dalamnya terkandung dalil
akan anjuran berdzkir dan bertakbir ketika berperang. Hal ini sesuai dengan
firman Alloh :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِذَا
لَقِيتُمْ فِئَةً فَاثْبُتُوا وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ
تُفْلِحُونَ
Hai
orang-orang yang beriman, apabila kamu memerangi pasukan (musuh), maka berteguh
hatilah kamu dan berdzikirlah dengan menyebut nama Allah sebanyak-banyaknya
agar kamu beruntung [al anfal : 45]
Maroji’
:
Fathul
Bari, Ibnu Rojab Alhambali 4/201
Syarh
Shohih Muslim, Imam Nawawi 5/138