Bertakbir Sebagai Bagian Dari Dzikir Di Kendaraan


Kapan Bertakbir (7)

Salah satu cara memulai berkendaraan adalah membaca basmallah. Ketika pantat sudah ada di kursi kendaraan membaca :

الحَمْدُ للهِ الَّذِي سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنينَ ، وَإنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُونَ

Dilanjutkan bertahmid dan bertakbir tiga kali. Setelah itu membaca :

سُبْحَانَكَ إنّي ظَلَمْتُ نَفْسِي فَاغْفِرْ لِي إنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ أنْتَ

Sebelum kendaraan bergerak, dianjurkan untuk tertawa. Sunnah ini berdasarkan sebuah hadits :

وعن عَلِي بن ربيعة ، قَالَ : شهدت عليَّ بن أَبي طالب رضي الله عنه ، أُتِيَ بِدَابَّةٍ لِيَرْكَبَهَا ، فَلَمَّا وَضَعَ رِجْلَهُ في الرِّكَابِ ، قَالَ : بِسْمِ اللهِ ، فَلَمَّا اسْتَوَى عَلَى ظَهْرِهَا ، قَالَ : الحَمْدُ للهِ الَّذِي سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنينَ ، وَإنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُونَ ، ثُمَّ قَالَ : الحمْدُ للهِ ، ثَلاثَ مَرَّاتٍ ، ثُمَّ قَالَ : اللهُ أكْبَرُ ، ثَلاثَ مَرَّاتٍ ، ثُمَّ قَالَ : سُبْحَانَكَ إنّي ظَلَمْتُ نَفْسِي فَاغْفِرْ لِي إنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ أنْتَ ، ثُمَّ ضَحِكَ ، فَقيلَ : يَا أمِيرَ المُؤمِنِينَ ، مِنْ أيِّ شَيْءٍ ضَحِكْتَ ؟ قَالَ : رَأيتُ النبيَّ صلى الله عليه وسلم - فَعَلَ كَمَا فَعَلْتُ ثُمَّ ضَحِكَ ، فقُلْتُ : يَا رسول اللهِ ، مِنْ أيِّ شَيْءٍ ضَحِكْتَ ؟ قَالَ : إنَّ رَبَّكَ تَعَالَى يَعْجَبُ مِنْ عَبدِهِ إِذَا قَالَ : اغْفِرْ لِي ذُنُوبِي ، يَعْلَمُ أنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ غَيْرِي  

Dari Ali Bin Robi’ah berkata : Aku melihat Ali Bin Abi Tholib rodliyallohu anhu diberi seekor binatang untuk dikendarai. Ketika kakinya sudah menginjak kendaraan, ia membaca bismillah. Saat sudah duduk di atas punggungnya, ia membaca “ Alhamdulillahilladzii sakh khoro lanaa haadzaa wamaa kunnaa lahuu muqriniin, wa innaa ilalloohi lamunqolibuun (Segala puji bagi Alloh yang telah menundukkan ini bagi kami, dan kami tidak ada kemampuan untuk menundukkannya dan kepada Rob, kami akan dikembalikan) “. Setelah itu dia membaca alhamdulillah tiga kali, Allohu Akbar tiga kali dilanjutkan membaca “ Subhaanaka innii dzolamtu nafsii faghfirlii fa innahuu laayaghfirudz dzunuuba illaa anta (Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku mendzolimi diriku. Maka ampunilah aku karena sesungguhnya tidak ada yang bisa mengampuni dosaku selain Engkau) “ lalu dia tertawa. Ada yang bertanya : Wahai amirul mukminin, atas dasar apa engkau tertawa ? Dia menjawab : Aku melihat nabi shollallohu alaihi wasallam melakukan apa yang telah aku lakukan lalu tertawa. Akupun bertanya : Wahai rosululloh, atas dasar apa engkau tertawa ? Beliau menjawab : Sesungguhnya Robmu Yang Maha Tinngi takjub kepada hambaNya ketika membaca “ Ighfirlii dzunuubii “ Dia tahu bahwa tidak ada yang bisa mengampuni dosa selain Aku [HR Abu Daud dan Tirmidzi]