Kapan Bertakbir (24)
Manasik haji terbagi menjadi tiga : Ifrod, qiron dan
tamattu’. Kita dibebaskan untuk memilih salah satunya. Abu Jamroh Adluba’i
memilih haji tamattu’. Teman-temannya melarangnya. Ia menjadi gamang. Akhirnya
ia pergi menemui Ibnu Abbas untuk menanyakan masalah itu. Ibnu Abbas justru
menyarankannya untuk meneruskan tamattu’nya. Ia ikuti saran itu. Ketika berada
di masjidl harom, Abu Jamroh tidur dan mendapatkan mimpi yang indah dimana dia
didatangi oleh seseorang yang berkata kepadanya :
عُمْرَةٌ
مُتَقَبَّلَةٌ وَحَجٌّ مَبْرُورٌ
Umrohmu diterima dan hajimu mabrur.
Dia bahagia mendapatkan mimpi itu lalu untuk kedua kalinya
mendatangi Ibnu Abbas untuk menceritakan apa yang dilihatnya dalam tidurnya.
Mendengar penuturannya, Abdulloh Bin Abbas berkata :
اللَّهُ
أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ سُنَّةُ أَبِى الْقَاسِمِ صلى الله عليه وسلم
Allohu Akbar ! Allohu Akbar ! Itu
adalah sunnah Abu Qosim shollallohu alaihi wasallam [HR Bukhori]
Mimpi yang dialami oleh Abu Jamroh, pertanda akan benarnya
pilihan tamattu’nya. Tentang mimpi seorang mukmin, nabi shollallohu alaihi
wasallam bersabda :
عَنْ أبِي هُرَيْرَةَ يَقُولُ قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم إِذَا اقْتَرَبَ الزَّمَانُ لَمْ تَكَدْ
تَكْذِبُ رُؤْيَا الْمُؤْمِنِ ، وَرُؤْيَا الْمُؤْمِنِ جُزْءٌ مِنْ سِتَّةٍ
وَأَرْبَعِينَ جُزْءًا مِنَ النُّبُوَّةِ
Dari Abu Huroiroh berkata : Rosululloh shollallohu alaihi
wasallam bersabda : Bila akhir zaman sudah dekat maka hampir-hampir mimpi
seorang mukmin tidak akan dusta. Mimpi seorang mukmin bagian dari empat puluh
enam kenabian [HR Bukhori dan Abu Daud]