Khidmat Abu Bakar Bagi Rosululloh Shollallohu Alaihi Wasallam Saat Hijrah



Sikap Abu Bakar Kepada Rosululloh Shollallohu Alaihi Wasallam (3)

Rosululloh shollallohu alaihi wasallam menjatuhkan pilihan kepada Abu Bakar untuk menjadi pendamping dalam perjalanan hijrah. Dari sinilah kita mengetahui bagaimana pengorbanan dan pelayanan yang tulus dari Abu Bakar bagi nabinya.

Saat memulai hijrah, terkadang Abu Bakar berjalan di depan nabi shollallohu alaihi wasallam dan tiba-tiba saja sudah ada di belakangnya. Melihat apa yang dilakukannya, rosululloh shollallohu alaihi wasallam bertanya kepadanya :

مالك ؟

Ada apa denganmu ?

Abu Bakar menjawab :

أذكر الرصد فأكون أمامك و أذكر الطلب فأكون وراءك

Bila aku teringat dengan pengintai maka aku segera berada di depanmu dan bila aku teringat dengan pengejar maka aku segera berada di belakangmu

Abu Bakar juga berkata :

يارسول الله إن كنت أمامك خشيت أن تؤتى من ورائك وإن كنت خلفك خشيت أن تؤتى من أمامك

Wahai rosululloh, bila aku berada di depanmu, aku khawatir engkau akan disergap dari arah belakang. Bila aku berada di belakang, aku khawatir engkau akan disergap dari arah depan

Ketika beliau mendaki jabal Tsur, Abu Bakarlah yang berjalan di depan sambil memegangi tangan beliau hingga akhirnya tiba di gua Tsur. Di depan pintu gua, Abu Bakar berkata :

والله لا تدخله حتى أدخل قبلك، فإن كان فيه شيء أصابني دونك

Demi Alloh, engkau tidak boleh masuk hingga aku memasukinya sebelum engkau. Bila di dalamnya ada sesuatu yang mengganggu, biarlah aku yang merasakannya.

Abu Bakarpun segera masuk lalu menyapunya. Ia mendapati beberapa lobang lalu dengan kain yang dia sobek, ia tutupi lobang-lobang itu. Setelah itu ia mempersilahkan beliau untuk masuk. Abu Bakar mempersilahkan rosululloh shollallohu alaihi wasallam untuk berbaring, sementara pahanya sebagai bantal.

Ketika rosululloh shollallohu alaihi wasallam tidur, tiba-tiba kaki Abu Bakar disengat binatang berbisa. Meski rasa sakit luar biasa dirasakan, tidak membuat Abu Bakar bergerak sedikitpun karena tidak ingin membuat rosululloh shollallohu alaihi wasallam terbangun. Akhirnya air mata Abu Bakar menetes di wajah rosululloh shollallohu alaihi wasallam. Beliau terbangun dan bertanya :

ما لك يا أبا بكر ؟

Ada apa denganmu wahai Abu Bakar ?

Abu Bakar menjawab :

لدغت، فداك أبي وأمي

Aku tersengat binatang, bapak dan ibuku sebagai tebusannya

Beliaupun segera mengoleskan ludahnya pada kaki Abu Bakar yang tersengat sehingga hilang rasa sakitnya.

Khidmat selanjutnya adalah ketika keduanya melanjutkan perjalanan setelah bermalam di gua. Abu Bakar berkata :

ارْتَحَلْنَا مِنْ مَكَّةَ فَأَحْيَيْنَا أَوْ سَرَيْنَا لَيْلَتَنَا وَيَوْمَنَا حَتَّى أَظْهَرْنَا وَقَامَ قَائِمُ الظَّهِيرَةِ فَرَمَيْتُ بِبَصَرِي هَلْ أَرَى مِنْ ظِلٍّ فَآوِيَ إِلَيْهِ فَإِذَا صَخْرَةٌ أَتَيْتُهَا فَنَظَرْتُ بَقِيَّةَ ظِلٍّ لَهَا فَسَوَّيْتُهُ ثُمَّ فَرَشْتُ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيهِ ثُمَّ قُلْتُ لَهُ اضْطَجِعْ يَا نَبِيَّ اللَّهِ فَاضْطَجَعَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ انْطَلَقْتُ أَنْظُرُ مَا حَوْلِي هَلْ أَرَى مِنْ الطَّلَبِ أَحَدًا فَإِذَا أَنَا بِرَاعِي غَنَمٍ يَسُوقُ غَنَمَهُ إِلَى الصَّخْرَةِ يُرِيدُ مِنْهَا الَّذِي أَرَدْنَا فَسَأَلْتُهُ فَقُلْتُ لَهُ لِمَنْ أَنْتَ يَا غُلَامُ قَالَ لِرَجُلٍ مِنْ قُرَيْشٍ سَمَّاهُ فَعَرَفْتُهُ فَقُلْتُ هَلْ فِي غَنَمِكَ مِنْ لَبَنٍ قَالَ نَعَمْ قُلْتُ فَهَلْ أَنْتَ حَالِبٌ لَنَا قَالَ نَعَمْ فَأَمَرْتُهُ فَاعْتَقَلَ شَاةً مِنْ غَنَمِهِ ثُمَّ أَمَرْتُهُ أَنْ يَنْفُضَ ضَرْعَهَا مِنْ الْغُبَارِ ثُمَّ أَمَرْتُهُ أَنْ يَنْفُضَ كَفَّيْهِ فَقَالَ هَكَذَا ضَرَبَ إِحْدَى كَفَّيْهِ بِالْأُخْرَى فَحَلَبَ لِي كُثْبَةً مِنْ لَبَنٍ وَقَدْ جَعَلْتُ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِدَاوَةً عَلَى فَمِهَا خِرْقَةٌ فَصَبَبْتُ عَلَى اللَّبَنِ حَتَّى بَرَدَ أَسْفَلُهُ فَانْطَلَقْتُ بِهِ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَوَافَقْتُهُ قَدْ اسْتَيْقَظَ فَقُلْتُ اشْرَبْ يَا رَسُولَ اللَّهِ فَشَرِبَ حَتَّى رَضِيتُ ثُمَّ قُلْتُ قَدْ آنَ الرَّحِيلُ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ بَلَى فَارْتَحَلْنَا  

Kami berangkat dari Makkah lalu kami melalui perjalanan atau menempuh perjalanan siang dan malam hingga ketika di siang hari saat sangat panas aku mencoba mengarahkan pandanganku untuk melihat-lihat apakah ada naungan untuk tempat berteduh. Akhirnya ada sebuah batu lalu aku datangi dan aku lihat dibaliknya ada tempat untuk berteduh. Maka (kami singgah di batu tersebut) lalu aku meratakan tempat dengan tanganku sendiri dan menghamparkan tikar untuk Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu aku katakan kepada beliau; "Berbaringlah, wahai Nabi Allah". Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berbaring lalu aku beranjak sejenak untuk mengamati keadaan sekeliling tempat itu apakah ada orang yang membuntuti kami. Ternyata aku bertemu dengan seorang anak kecil pengembala kambing yang sedang menggiring kambingnya menuju batu tersebut untuk bernaung sebagaimana yang kami lakukan. Aku bertanya kepadanya ; Milik siapakah kamu ini wahai ghulam (anak kecil) ?. Anak kecil pengembala itu menjawab : Aku ini milik seseorang dari suku Quraisy. Dia menyebutkan nama tuannnya yang aku mengenalnya. Aku bertanya lagi : Apakah kambingmu ini menghasilkan air susu ?. Anak gembala itu menjawab : Ya. Aku tanya lagi : Apakah kamu bersedia memeras susunya ?. Anak gembala itu kembali menjawab : Ya. Maka aku memerintahkannya lalu dia menarik seekor kambing gembalaannya dan kuperintahkan agar dia membersihkan puting susunya dari debu kemudian aku memerintahkannya untuk membersihkan telapak tangannya. Kemudian anak gembala itu memeras sedikit susu dan memasukkannya ke dalam sebuah gelas sedangkan aku membawa wadah kecil yang aku siapkan untuk Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang biasanya beliau gunakan untuk minum. Aku menuangkan (air) ke dalam susu itu agar dingin pada bagian bawahnya lalu aku beranjak menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan aku dapatkan beliau sudah terbangun lalu aku katakan : Minumlah, wahai Rasulullah. Abu Bakar berkata : Maka beliau meminumnya hingga aku puas. Kemudian aku bertanya : Apakah sudah waktunya kita melanjutkan perjalanan, wahai Rasulullah ?. Beliau menjawab : Ya. Maka kami berangkat meneruskan perjalanan  ......  [HR Bukhori dan Muslim]