Abdulloh Bin Umar



Tangisan Karena Quran (4)

Ia adalah putera Umar Bin Khothob. Tangisannya terhadap alquran mewarisi ayahandanya. Ubaid Bin Umair berkata : Suatu hari saya membacakan quran kepada Abdulloh Bin Umar hingga ayat :

فَكَيْفَ إِذَا جِئْنَا مِنْ كُلِّ أُمَّةٍ بِشَهِيدٍ وَجِئْنَا بِكَ عَلَى هَؤُلَاءِ شَهِيدًا يَوْمَئِذٍ يَوَدُّ الَّذِينَ كَفَرُوا وَعَصَوُا الرَّسُولَ لَوْ تُسَوَّى بِهِمُ الْأَرْضُ وَلَا يَكْتُمُونَ اللَّهَ حَدِيثًا

Maka bagaimanakah (halnya orang kafir nanti), apabila Kami mendatangkan seseorang saksi (rasul) dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai umatmu). Di hari itu orang-orang kafir dan orang-orang yang mendurhakai rasul, ingin supaya mereka disama-ratakan dengan tanah, dan mereka tidak dapat menyembunyikan (dari Allah) sesuatu kejadianpun [annisa : 41-42]

Seketika, Ibnu Umar menangis hingga janggutnya basah oleh air mata. Dalam riwayat lain disebutkan ketika ia tengah duduk diantara sahabat-sahabatnya, ia membaca :

وَيْلٌ لِلْمُطَفِّفِينَ الَّذِينَ إِذَا اكْتَالُوا عَلَى النَّاسِ يَسْتَوْفُونَ وَإِذَا كَالُوهُمْ أَوْ وَزَنُوهُمْ يُخْسِرُونَ أَلَا يَظُنُّ أُولَئِكَ أَنَّهُمْ مَبْعُوثُونَ لِيَوْمٍ عَظِيمٍ يَوْمَ يَقُومُ النَّاسُ لِرَبِّ الْعَالَمِينَ  

Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang, (yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi, dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi. Tidakkah orang-orang itu yakin, bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan, pada suatu hari yang besar, (yaitu) hari (ketika) manusia berdiri menghadap Rob semesta alam? [almuthoffifin : 1-6]

Dia terus mengulangi ayat :

يَوْمَ يَقُومُ النَّاسُ لِرَبِّ الْعَالَمِينَ  

pada suatu hari yang besar, (yaitu) hari (ketika) manusia berdiri menghadap Rob semesta alam ?

Air matanya mengucur bagai hujan. Puncaknya ia jatuh pingsan disebabkan oleh perasaan sedih dan tangis

Maroji’ :

Rijal Haularrosul, Kholid Muhammad Kholid