Hasan Bin Ali



Al Ishlah Bainal Muslimin (8)

Ali Bin Abi Tholib sebagai kholifah pernah berperang melawan gubernurnya yang ada di negeri Syam, Muawiyah. Jatuh korban yang tidak sedikit dari kedua belah fihak. Diantara sahabat ada yang berada di kubu Ali, diantaranya Abu Musa Al Asy’ari dan Amar Bin Yasir. Sementara Amru Bin Ash berada di barisan Muawiyyah.

Sebenarnya perang ini tidak dikehendaki oleh keduanya, akan tetapi demikianlah kehendak Alloh berlaku. Perang ini telah mengoyak ukhuwah di kalangan kaum muslimin. Ketika Ali Bin Abi Tholib terbunuh, naiklah Hasan Bin Ali sebagai kholifah menggantikan ayahandanya.

Baru enam bulan jabatan itu dipegang, Hasan Bin Ali mengumumkan pengunduran dirinya dan menyerahkannya kepada Muawiyah. Padahal kita ketahui, Muawiyyah pernah berperang melawan ayahandanya. Justru dari situlah bibit permusuhan sesama muslim akibat perang shiffin sirna. Umat islampun akhirnya bersatu di bawah kepemimpinan Muawiyah sehingga tahun itu disebut dengan ‘ Aamul jama’ah ‘ (Tahun bersatunya kaum muslimin). Oleh karena itu, benarlah sabda rosululloh shollallohu alaihi wasallam ketika beliau menggendong Hasan Bin Ali di atas mimbar sambil menciumnya :

إِنَّ ابْنِى هَذَا سَيِّدٌ ، وَلَعَلَّ اللَّهَ أَنْ يُصْلِحَ بِهِ بَيْنَ فِئَتَيْنِ عَظِيمَتَيْنِ مِنَ الْمُسْلِمِينَ  

Sesungguhnya cucuku ini  adalah sayyid (terhormat). Mudah-mudahan Alloh akan mendamaikan dengannya antara dua kelompok besar kaum muslimin [HR Bukhori, Ahmad, Abu Daud, Nasa’i dan Tirmidzi]