Sholat Berjamaah Menurut As Salaf (3)
Hal ini pernah dilakukan oleh
rosululloh shollallohu alaihi wasallam ketika berperang melawan kaum musyrikin
di Usfan. Ketika waktu sholat sudah tiba, sementara kaum musyrikin yang
dipimpin Kholid Bin Walid sudah di depan mata, Alloh berfirman :
وَإِذَا كُنْتَ
فِيهِمْ فَأَقَمْتَ لَهُمُ الصَّلَاةَ فَلْتَقُمْ طَائِفَةٌ مِنْهُمْ مَعَكَ
وَلْيَأْخُذُوا أَسْلِحَتَهُمْ فَإِذَا سَجَدُوا فَلْيَكُونُوا مِنْ وَرَائِكُمْ
وَلْتَأْتِ طَائِفَةٌ أُخْرَى لَمْ يُصَلُّوا فَلْيُصَلُّوا مَعَكَ وَلْيَأْخُذُوا
حِذْرَهُمْ وَأَسْلِحَتَهُمْ وَدَّ الَّذِينَ كَفَرُوا لَوْ تَغْفُلُونَ عَنْ
أَسْلِحَتِكُمْ وَأَمْتِعَتِكُمْ فَيَمِيلُونَ عَلَيْكُمْ مَيْلَةً وَاحِدَةً
وَلَا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ إِنْ كَانَ بِكُمْ أَذًى مِنْ مَطَرٍ أَوْ كُنْتُمْ
مَرْضَى أَنْ تَضَعُوا أَسْلِحَتَكُمْ وَخُذُوا حِذْرَكُمْ إِنَّ اللَّهَ أَعَدَّ
لِلْكَافِرِينَ عَذَابًا مُهِينًا
Dan apabila kamu berada di
tengah-tengah mereka (sahabatmu) lalu kamu hendak mendirikan shalat
bersama-sama mereka, maka hendaklah segolongan dari mereka berdiri (shalat)
besertamu dan menyandang senjata, kemudian apabila mereka (yang shalat
besertamu) sujud (telah menyempurnakan serakaat), maka hendaklah mereka pindah
dari belakangmu (untuk menghadapi musuh) dan hendaklah datang golongan yang
kedua yang belum bershalat, lalu bershalatlah mereka denganmu, dan hendaklah
mereka bersiap siaga dan menyandang senjata. Orang-orang kafir ingin supaya
kamu lengah terhadap senjatamu dan harta bendamu, lalu mereka menyerbu kamu
dengan sekaligus. Dan tidak ada dosa atasmu meletakkan senjata-senjatamu, jika
kamu mendapat sesuatu kesusahan karena hujan atau karena kamu memang sakit; dan
siap-siagalah kamu. Sesungguhnya Allah telah menyediakan adzab yang menghinakan
bagi orang-orang kafir itu.
Syaikh Abdurrohman Nashir Assa’di
menilai bahwa berdasarkan ayat di atas bahwa sholat berjamaah hukumnya wajib.
Dia berkata : (sholat berjamaah hukumnya wajib dengan alasan, pertama :
أحدهما: أن الله تعالى أمر بها في هذه
الحالة الشديدة، وقت اشتداد الخوف من الأعداء وحذر مهاجمتهم، فإذا أوجبها في هذه
الحالة الشديدة فإيجابها في حالة الطمأنينة والأمن من باب أَوْلَى وأحرى.
Alloh Ta’ala memerintahkan sholat berjamaah
dalam kondisi genting, waktu dimana rasa takut memuncak karena musuh dan rasa
khawatir akan serangan mereka. Bila dalam kondisi mencekam seperti ini saja
diwajibkan maka bila berada dalam suasana tenang dan aman tentu lebih layak dan
lebih utama untuk diwajibkan
والثاني: أن المصلين صلاة الخوف يتركون
فيها كثيرا من الشروط واللوازم، ويعفى فيها عن كثير من الأفعال المبطلة في غيرها،
وما ذاك إلا لتأكد وجوب الجماعة، لأنه لا تعارض بين واجب ومستحب، فلولا وجوب
الجماعة لم تترك هذه الأمور اللازمة لأجلها.
Kedua : Orang yang menunaikan sholat
dalam keadaan takut mereka banyak meninggalkan syarat-syarat dan kewajiban dan
dimaklumi melakukan banyak gerakan yang membatalkan bila dilakukan di situasi
selain ini. Itu tidak lain menunjukkan akan kuatnya kewajiban sholat berjamaah
karena tidak ada kontradikisi antara wajib dan sunnah. Kalau bukan wajibnya
sholat berjamaah, tentu tidak akan ditinggalkan perkara-perkara wajib karenanya
Maroji’ :
Taisir Karim Arrohman Fitafsir
Kalamil Mannan, Abdurrohman Nashir Assa’di (maktabah syamilah) hal 95