Suara Dalam Sholat (4)
Diperbolehkan dibaca sirr, akan tetapi dianjurkan membacanya
dengan bersuara meski tidak terlalu keras seperti nasehat rosululloh
shollallohu alaihi wasallam kepada Abu Bakar dan Umar Bin Khothob :
عَنْ أَبِى قَتَادَةَ : أَنَّ النَّبِىَّ صلى الله
عليه وسلم خَرَجَ لَيْلَةً فَإِذَا هُوَ بِأَبِى بَكْرٍ رضى الله عنه يُصَلِّى
يَخْفِضُ مِنْ صَوْتِهِ قَالَ وَمَرَّ بِعُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ وَهُوَ يُصَلِّى
رَافِعًا صَوْتَهُ قَالَ فَلَمَّا اجْتَمَعَا عِنْدَ النَّبِىِّ صلى الله عليه
وسلم قَالَ النَّبِىُّ صلى الله عليه وسلم : يَا أَبَا بَكْرٍ مَرَرْتُ بِكَ
وَأَنْتَ تُصَلِّى تَخْفِضُ صَوْتَكَ. قَالَ : قَدْ أَسْمَعْتُ مَنْ نَاجَيْتُ يَا
رَسُولَ اللَّهِ. قَالَ وَقَالَ لِعُمَرَ : مَرَرْتُ بِكَ وَأَنْتَ تُصَلِّى
رَافِعًا صَوْتَكَ قَالَ فَقَالَ : يَا
رَسُولَ اللَّهِ أُوقِظُ الْوَسْنَانَ وَأَطْرُدُ الشَّيْطَانَ. فَقَالَ
النَّبِىُّ صلى الله عليه وسلم يَا أَبَا بَكْرٍ ارْفَعْ مِنْ صَوْتِكَ
شَيْئًا وَقَالَ لِعُمَرَ اخْفِضْ مِنْ صَوْتِكَ شَيْئًا
Dari Abu Qotadah : Bahwa nabi shollallohu alaihi wasallam
keluar di suatu malam. Ternyata didapati Abu Bakar rodliyallohu anhu menunaikan
sholat dengan merendahkan suaranya. Beliau juga melewati Umar Bin Khothob yang
sedang sholat dengan mengeraskan suaranya. Ketika keduanya berkumpul di depan
nabi shollallohu alaihi wasallam, nabi shollallohu alaihi wasallam bersabda :
Wahai Abu Bakar, aku lewat di depan rumahmu sedangkan engkau sholat dengan
merendahkan suaramu. Abu Bakar berkata : Wahai rosululloh, sungguh aku telah
memperdengarkan suara kepada siapa yang aku bermunajat kepadanya. Beliau
bersabda kepada Umar : Aku melewati rumahmu dimana sengkau sedang menunaikan
sholat dengan mengeraskan suaramu. Umar berkata : Wahai rosululloh, aku ingin
membangunankan orang yang tidur dan mengusir setan. Nabi shollallohu alaihi
wasallam bersabda : Wahai Abu Bakar, angkat sedikit suaramu sedikit dan
bersabda kepada Umar : Rendahkan sedikit suaramu [HR Abu Daud dan Alhakim]
Nasehat nabi shollallohu alaihi wasallam kepada kedua
sahabatnya sesuai dengan firman Alloh :
وَلَا تَجْهَر بِصَلَاتِك وَلَا تُخَافِت بِهَا
وَابْتَغِ بَيْن ذَلِكَ سَبِيلًا
Dan janganlah engkau mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan
janganlah pula merendahkannya dan carilah jalan tengah di antara kedua itu [al
isro : 110]
Sifat qiroah seperti ini tentu bermanfaat bagi orang yang
sholat karena akan lebih menikmati bacaannya dan bisa membangunkan orang yang
masih terlelap tidur. Tentang suara nabi shollallohu alaihi wasallam dalam
sholat tahajud, Ibnu Abbas berkata :
كَانَ يَقْرَأُ فِي حُجْرَتِهِ قِرَاءَةً لَوْ
أَرَادَ حَافِظٌ أَنْ يَحْفَظَهَا فَعَلَ
Beliau membaca di kamarnya dimana seandainya ada orang yang
ingin menghafalnya maka akan mampu melakukannya
Maroji’ :
Aunul Ma’bud 3/227
Tuhfatul Ahwadzi 1/482