Syarat Wanita Pergi Ke Masjid



Keberadaan Wanita Di Masjid (5)

Imam Nawawi berkata :

هَذَا وَشَبَهه مِنْ أَحَادِيث الْبَاب ظَاهِر فِي أَنَّهَا لَا تُمْنَع الْمَسْجِد لَكِنْ بِشُرُوطٍ ذَكَرَهَا الْعُلَمَاء مَأْخُوذَة مِنْ الْأَحَادِيث ، وَهُوَ أَلَّا تَكُون مُتَطَيِّبَة ، وَلَا مُتَزَيِّنَة ، وَلَا ذَات خَلَاخِل يُسْمَع صَوْتهَا ، وَلَا ثِيَاب فَاخِرَة ، وَلَا مُخْتَلِطَة بِالرِّجَالِ ، وَلَا شَابَّة وَنَحْوهَا مِمَّنْ يُفْتَتَن بِهَا ، وَأَنْ لَا يَكُون فِي الطَّرِيق مَا يَخَاف بِهِ مَفْسَدَة وَنَحْوهَا

Sesungguhnya wanita tidak boleh dilarang pergi ke masjid dengan syarat-syarat yang disebutkan para ulama berdasarkan hadits-hadits, yaitu : Tidak mengenakan wewangian, tidak berhias, tidak mengenakan gelang di kaki yang akhirnya terdengar suaranya, tidak mengenakan pakaian mencolok, tidak ikhtilath dengan laki-laki, tidak gadis dan yang semisalnya yang dikhawatirkan akan menimbulkan fitnah dan tidak berada di jalan yang dikhawatirkan akan muncul kerusakan dan semisalnya.

Diantara hadits berkenaan perkataan ini adalah :

عَنْ بُسْرِ بْنِ سَعِيدٍ أَنَّ زَيْنَبَ الثَّقَفِيَّةَ كَانَتْ تُحَدِّثُ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم أَنَّهُ قَالَ إِذَا شَهِدَتْ إِحْدَاكُنَّ الْعِشَاءَ فَلاَ تَطَيَّبْ تِلْكَ اللَّيْلَةَ

Dari Busr Bin Said : Bahwa Zainab Ats Tsaqofiyyah menyampaikan apa yang disampaikan dari rosululloh shollallohu alaihi wasallam, bahwa beliau bersabda : Bila seorang diantara kalian menghadiri sholat isya maka janganlah mengenakan wewangian malam itu [HR Muslim]

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم أَيُّمَا امْرَأَةٍ أَصَابَتْ بَخُورًا فَلاَ تَشْهَدَنَّ مَعَنَا الْعِشَاءَ  

Dari Abu Huroiroh berkata : Rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : Wanita mana saja yang mengenakan wewangian maka jangan sekali-kali menghadiri sholat isya bersama kami [HR Abu Daud]

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ لَقِيَتْهُ امْرَأَةٌ وَجَدَ مِنْهَا رِيحَ الطِّيبِ يُنْفَحُ وَلِذَيْلِهَا إِعْصَارٌ فَقَالَ يَا أَمَةَ الْجَبَّارِ جِئْتِ مِنَ الْمَسْجِدِ قَالَتْ نَعَمْ. قَالَ وَلَهُ تَطَيَّبْتِ قَالَتْ نَعَمْ. قَالَ إِنِّى سَمِعْتُ حِبِّى أَبَا الْقَاسِمِ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ  لاَ تُقْبَلُ صَلاَةٌ لاِمْرَأَةٍ تَطَيَّبَتْ لِهَذَا الْمَسْجِدِ حَتَّى تَرْجِعَ فَتَغْتَسِلَ غُسْلَهَا مِنَ الْجَنَابَةِ   

Dari Abu Huroiroh berkata : Seorang wanita menemuinya sementara ia mendapati padanya wewangian yang berhembus dan ujung kainnya berdebu. Abu Huroiroh berkata : Wahai wanita jahat, apakah engkau pulang dari masjid ? Ia berkata : Benar. Abu Huroiroh berkata : Pergi ke masjid dengan mengenakan wewangian ? Ia berkata : Benar. Abu Huroiroh berkata : Sesungguhnya aku mendengar kekasihku Abu Qosim shollallohu alaihi wasallam bersabda : Tidak akan diterima sholat seorang wanita yang mengenakan wewangian ke masjid hingga ia pulang lalu mandi seperti mandi janabat [HR Abu Daud]

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم إِذَا خَرَجَتِ الْمَرْأَةُ إِلَى الْمَسْجِدِ فَلْتَغْتَسِلْ مِنَ الطِّيبِ كَمَا تَغْتَسِلُ مِنَ الْجَنَابَةِ  

Dari Abu Huroiroh berkata : Rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : Bila seorang wanita keluar menuju masjid maka mandilah untuk menghilangkan aroma parfum sebagaimana ia mandi janabat [HR Abu Daud]