mendengar bacaan alquran (9)
Walid Bin Mughiroh adalah pembesar suku Makhzumiyyah. Ia pernah
mendatangi Abu Bakar untuk mendengar bacaan alquran. Walid Bin Mughiroh takjub
dengan apa yang ia dengar hingga berkata :
يا
عجبا لما يقول ابن أبي كبشة. فوالله ما هو بشعر ولا بسحر ولا بهذْي من الجنون، وإن
قوله لمن كلام الله
Sungguh menakjubkan apa yang dibaca Ibnu Abi Kabsyah. Demi
Alloh, itu bukan syair, bukan sihir dan bukan pula igauan orang gila. Sungguh
itu benar-benar firman Alloh
Mendengar pengakuannya, masyarakat kafir quraisy gempar hingga
mereka berkumpul dan berkata :
والله
لئن صبا الوليد لتصْبُوَنَّ قريش
Demi Alloh, seandainya Alwalid berpindah agama (masuk islam)
maka sungguh kaum quraisy juga akan berpindah agama
Melihat kondisi ini, Abu Jahal dengan sigap menenangkan
kaumnya dan berkata :
أنا
والله أكفيكم شأنه
Saya demi Alloh, menjamin buat kalian untuk mengatasi
keadaannya
Di hadapan Alwalid, Abu Jahal Bin Hisyam berkata :
ألم
تر قومك قد جمعوا لك الصدقة؟
Tidakkah engkau tahu, kaummu telah mengumpulkan harta untuk
bersedekah bagimu ?
Walid berkata :
ألستُ
أكثرهم مالا وولدا
Bukankah aku orang yang paling banyak harta dan anak ?
Abu Jahal berkata :
يتحدثون
أنك إنما تدخل على ابن أبي قحافة لتصيب من طعامه
Mereka berkata bahwa engkau menemui Ibnu Abi Qohafah dengan harapan
mendapat makanannya.
Mendapat provokasi dari Abu Jahal, muncullah rasa gengsi dari
Walid. Dia merasa sebagai tokoh dan pembesar di sukunya. Hartanya berlimpah,
kenapa harus mengiba-iba kepada Abu Bakar sekedar untuk mendapat sesuap
makanan. Walidpun berkata :
أقد تحدث به عشيرتي؟! فلا والله لا أقرب ابن أبي
قحافة، ولا عمر، ولا ابن أبي كبشة، وما قوله إلا سحر يؤثر
Apakah keluargaku sudah ada yang membicarakan masalah ini ?
Tidak, demi Alloh ! Aku tidak akan mendekati Ibnu Abi Qohafah, Umar dan tidak
pula Ibnu Abi Kabsyah. Ucapannya tidak lain adalah sihir yang dipelajari (dari
orang-orang dahulu). Karena peristiwa ini, Allohpun menurunkan ayat :
إِنَّهُ فَكَّرَ وَقَدَّرَ فَقُتِلَ كَيْفَ قَدَّرَ ثُمَّ قُتِلَ كَيْفَ قَدَّرَ ثُمَّ نَظَرَ
ثُمَّ عَبَسَ وَبَسَرَ ثُمَّ أَدْبَرَ وَاسْتَكْبَرَ فَقَالَ إِنْ هَذَا إِلَّا سِحْرٌ
يُؤْثَرُ إِنْ هَذَا إِلَّا قَوْلُ
الْبَشَرِ
Sesungguhnya dia telah memikirkan dan menetapkan (apa yang
ditetapkannya), maka
celakalah dia ! Bagaimanakah dia menetapkan ?, Kemudian celakalah dia! Bagaimanakah dia menetapkan ?,
Kemudian dia memikirkan,
sesudah itu dia bermasam muka
dan merengut, kemudian
dia berpaling (dari kebenaran) dan menyombongkan diri, lalu dia berkata : (Al Qur'an) ini
tidak lain hanyalah sihir yang dipelajari (dari orang-orang dahulu), ini tidak lain hanyalah perkataan
manusia [almuddatsir : 18-25]
Demikianlah, seorang Walid Bin Mughiroh yang nyaris masuk
islam karena sempat terpesona oleh bacaan alquran yang didengarnya dari Abu
Bakar. Semua kesan itu hilang karena provokasi Abu Jahal
Maroji’ :
Tafisr Ibnu Katsir (maktabah syamilah) hal 576