Senyuman Kecut Rosululloh Shollallohu Alaihi Wasallam Buat Ka’ab Bin Malik



Tertawa Dalam Timbangan Aqidah Dan Fiqih (12)

Ka’ab bin Malik, Hilal Bin Umayyah dan Muroroh adalah tiga orang sahabat yang tidak ikut serta pada perang tabuk. Saat rosululloh shollallohu alaihi wasallam dan para sahabat tiba di kota Madinah, Ka’ab Bin Malik memberanikan diri menghadap beliau untuk meminta maaf atas apa yang ia lakukan.

Ka’ab Bin Malik bercerita bagaimana sambutan nabi shollallohu alaihi wasallam kepadanya ketika ia menghadap beliau seusai sholat :

فَلَمَّا سَلَّمْتُ تَبَسَّمَ تَبَسُّمَ المُغْضَبِ

Ketika aku mengucapkan salam, beliau membalas dengan memberi senyuman orang marah [muttafaq alaih]

Demikianlah akhirnya Alloh memberi hukuman kepada ketiganya berupa larangan kepada kaum muslimin untuk mengajak bicara denga mereka sampai batas yang tidak ada yang tahu kecuali Alloh. Akhirnya pada hari kelima puluh turunlah ayat yang mencabut hukuman dan memberi pengampunan kepada mereka ketika Alloh menurunkan firmanNya :

وَعَلَى الثَّلَاثَةِ الَّذِينَ خُلِّفُوا حَتَّى إِذَا ضَاقَتْ عَلَيْهِمُ الْأَرْضُ بِمَا رَحُبَتْ وَضَاقَتْ عَلَيْهِمْ أَنْفُسُهُمْ وَظَنُّوا أَنْ لَا مَلْجَأَ مِنَ اللَّهِ إِلَّا إِلَيْهِ ثُمَّ تَابَ عَلَيْهِمْ لِيَتُوبُوا إِنَّ اللَّهَ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ

dan terhadap tiga orang yang ditangguhkan (penerimaan tobat) mereka, hingga apabila bumi telah menjadi sempit bagi mereka, padahal bumi itu luas dan jiwa mereka pun telah sempit (pula terasa) oleh mereka, serta mereka telah mengetahui bahwa tidak ada tempat lari dari (siksa) Allah, melainkan kepada-Nya saja. Kemudian Allah menerima tobat mereka agar mereka tetap dalam tobatnya. Sesungguhnya Allah-lah Yang Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang [attaubah : 118]