Tertawa Dalam Timbangan Aqidah Dan Fiqih (11)
Senyum, kendati sederhana akan tetapi memiliki
pengaruh yang luar biasa. Seorang dokter yang baru saja menyelesaikan
pemeriksaan lalu memperlihatkan senyuman berbinar tentu ini akan membuat tenang
hati pasien. Seorang suami yang pulang berdagang dengan tangan hampa dan tetap
mendapat sambutan senyuman dari istri, pasti akan terhibur. Demikianlah betapa
banyak kesedihan hilang hanya lewat senyuman.
Salah satu kunci keberhasilan dakwah rosululloh
shollallohu alaihi wasallam adalah senyuman yang beliau berikan sekalipun di
hadapan para penentang. Abdullah Bin Harits memberi kesaksian tentang senyuman
beliau :
عن عبدالله بن الحارث بن جزء قال ما
رأيت أحداً أكثر تبسماً من رسول الله صلّى الله عليه وسلّم
Dari Abdulloh Bin Harits Bin Jaz’in berkata : Aku
belum pernah melihat seseorang yang lebih banyak senyumnya dari rosululloh
shollallohu alaihi wasakkam [HR Tirmidzi]
Tentang hadits di atas, penulis tuhfatul ahwadzi
berkata :
أَيْ لِأَنَّ شَأْنَ الْكُمَّلِ
إِظْهَارُ الِانْبِسَاطِ وَالْبِشْرِ لِمَنْ يُرِيدُونَ تَأَلُّفَهُ
وَاسْتِعْطَافَهُ
(senyuman yang beliau miliki) dikarenakan keberadaan
beliau sebagai manusia sempurna mengharuskan beliau memperlihatkan wajah
terbuka dan berseri yang ditujukan kepada orang yang diharapkan dilembutkan dan
dilunakkan hatinya
عَنْ سِمَاكٍ قَالَ قُلْتُ لِجَابِرِ
بْنِ سَمُرَةَ أَكُنْتَ تُجَالِسُ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم فَكَانَ
طَوِيلَ الصَّمْتِ قَلِيلَ الضَّحِكَ وَكَانَ أَصْحَابُهُ يَذْكُرُونَ عِنْدَهُ
الشِّعْرَ وَأَشْيَاءَ مِنْ أُمُورِهِمْ فَيَضْحَكُونَ وَرُبَّمَا تَبَسَّمَ.
Dari Samak berkata : Aku berkata kepada Jabir Bin
Samuroh : Apakah engkau pernah duduk bersama rosululloh shollallohu alaihi
wasallam ? Jabir Bin Samuro berkata : Beliau adalah orang yang panjang diamnya,
sedikit tertawanya. Para sahabat biasa membicarakan syair atau beberapa hal
tentang urusan mereka lalu mereka tertawa sementara beliau tersenyum [HR Ahmad]
Maroji’ :
Tuhfatul ahwadzi 9/50