Hak Berlebih Bagi Imam Tetap


Imam Sholat (4)
Di beberapa masjid, sudah diberlakukan imam tetap. Saat iqomat berkumandang, dialah yang paling berhak maju untuk memimpin sholat meski hadir di dalamnya orang yang lebih alim terhadap quran dan sunnah. Kaedah ini sudah ditetapkan oleh rosululloh shollallohu alaihi wasallam :
عَنْ أَبِي مَسْعُودٍ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم  وَلَا يَؤُمَّنَّ اَلرَّجُلُ اَلرَّجُلَ فِي سُلْطَانِهِ
Dari Ibnu Mas'ud Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda : Dan Janganlah seseorang mengimami orang lain di tempat kekuasaannya [HR Muslim]
Berkenaan hadits di atas, Imam Nawawi berkata :
أَنَّ صَاحِب الْبَيْت وَالْمَجْلِس وَإِمَام الْمَسْجِد أَحَقّ مِنْ غَيْره ، وَإِنْ كَانَ ذَلِكَ الْغَيْر أَفْقَه وَأَقْرَأ وَأَوْرَع وَأَفْضَل مِنْهُ ، وَصَاحِب الْمَكَان أَحَقّ فَإِنْ شَاءَ تَقَدَّمَ ، وَإِنْ شَاءَ قَدَّمَ مَنْ يُرِيدهُ
Tuan rumah, ketua majlis dan imam masjid lebih berhak untuk memimpin sholat daripada orang lain meski orang lain lebih faqih, lebih banyak hafalan qurannya, lebih waro’ dan lebih mulia darinya. Pemilik tempat lebih berhak untuknya. Bila ia berkehendak, dialah yang maju dan bila memiliki keinginan lain, dia boleh mempersilahkan orang yang dia inginkan untuk maju menggantikannya
Maroji’ :
Syarh Shohih Muslim 2/477