Alloh Itu Dekat (2)
Alloh berfirman :
وَنَحْنُ
أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ
Dan Kami lebih dekat kepadanya dari
pada urat lehernya [qof : 16]
Ada sebagian kaum muslimin bahkan
para ustadz yang memahami ayat di atas bahwa Alloh dengat dengan hambaNya
secara fisik dan Dzat. Ini pemahaman salah karena keberadaan manusia di dunia, sementara Alloh
ada di arsy.
Ibnu Jauzi, Jalaluddin Almahalli,
Jalaluddin Assuyuthi dan ulama-ulama tafsir lainnya menafsirkan kata dekat pada
ayat di atas dengan dekat secara ilmu (pengetahuan terhadap semua kondisi dan
apa yang dilakukan hambaNya). Agar lebih jelas dalam memahami ayat di atas,
mari kita perhatikan ayat ini secara lengkap :
وَلَقَدْ خَلَقْنَا
الْإِنْسَانَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهِ نَفْسُهُ وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ
مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ إِذْ يَتَلَقَّى
الْمُتَلَقِّيَانِ عَنِ الْيَمِينِ وَعَنِ الشِّمَالِ قَعِيدٌ مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ
رَقِيبٌ عَتِيدٌ
Dan sesungguhnya Kami telah
menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami
lebih dekat kepadanya dari pada urat lehernya, (yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal
perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah
kiri. Tiada suatu ucapan
pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu
hadir [qof : 16-18]
Tiga ayat di atas menerangkan pengetahuan
Alloh tentang kondisi hambaNya hingga apa yang dibisikkanpun diketahui oleh
Alloh. Untuk itulah Alloh mengutus malaikat untuk mencatat semua yang dilakukan
oleh manusia.
Menafsirkan Alloh dengan hambaNya
secara Dzat dan fisik adalah kesalahan besar sebagaimana yang dikatakan oleh
Imam Alusi :
ولا مجال لحمله على
القرب المكاني لتنزهه سبحانه عن ذلك
Tidak ada ruang untuk mengarahkan
tafsir dekat dengan dekat secara tempat karena Alloh Subhaanahu (bersih,
mustahil) dari hal yang demikian
Maroji’ :
Aljalalain, Jalaluddin Almahalli dan
Jalaluddin Assuyuthi (maktabah syamilah) hal 519
Ruhul Ma’ani Fi Tafsir Alquran Al
Adzim Wassab’ul Matsani, Syihabuddin Mahmud Ibn Abdillah Alhusaini Al Alusi
(maktabah syamilah) hal 519
Zadul Masir, Ibnu Jauzi (maktabah syamilah)
hal 519