Tafsir “ Sesungguhnya Aku dekat “

 

Tafsir “ Sesungguhnya Aku dekat “

Alloh Itu Dekat (1)

Alloh Ta’ala berfirman :

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ

Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran [albaqoroh : 186]

Beragam keterangan para ulama tentang asbabunnuzul dari ayat ini. Dalam tafsir Alkhozin disebutkan bahwa Ibnu Abbas berkata :

يا محمد كيف يسمع ربنا دعاءنا وأنت تزعم أن بيننا وبين السماء خمسمائة عام وأن غلظ كل سماء مثل ذلك فنزلت هذه الآية

Yahudi Madinah berkata : Wahai Muhammad ! Bagaimana Rob kami mendengar doa kami sementara engkau mengaku bahwa antara kami dengan langit jaraknya lima ratus tahun. Ini aneh, padahal setiap langit jaraknya seperti itu. Karena pertanyaan ini Alloh menurunkan ayatnya.

Dalam riwayat lain disebutkan bahwa sebagian sahabat bertanya :

أقريب ربنا فنناجيه أم بعيد فنناديه

Apakah Rob kami itu dekat sehingga kami bermunajat kepadaNya atau jauh sehingga kami menyeruNya ?

Demikianlah sebagian peristiwa yang melatar-belakangi turunnya ayat. Semua ahli tafsir sepakat bahwa dekatnya Alloh dengan hambaNya bukan dekat antara fisik dan dzat Alloh. Manusia ada di bumi, sementara Alloh ada di arsy. Ini menunjukkan bahwa secara tempat, Alloh jauh dari hambaNya.

Lalu, apa makna dari “ Sesungguhnya Aku dekat “ ? Dalam tafsir Alkhozin dikatakan :

معناه قريب بالعلم والحفظ لا يخفى علي شيء ، وفيه إشارة إلى سهولة إجابته لمن دعاه وإنجاح حاجة من سأله

Maknanya adalah dekat secara ilmu dan penjagaan. Tidak tersembunyi bagi Alloh sedikitpun. Ini adalah isyarat akan mudahnya pengkabulan doa bagi siapa yang berdoa kepadaNya dan terpenuhi hajat bagi siapa yang memohon kepadaNya

Imam Alusi berkata :

والقرب حقيقة في القرب المكاني المنزه عنه تعالى فهو استعارة لعلمه تعالى بأفعال العباد وأقوالهم واطلاعه على سائر أحوالهم

Dekatnya (Alloh dengan hambaNya) bila dipahami dekat secara tempat maka Alloh bersih (mustahil) bagi Alloh. Dekat (pada ayat ini) adalah bahasa kiasan akan dekatnya Alloh secara pengetahuan terhadap semua perbuatan dan ucapan hambaNya dan pengetahuan akan semua kondisi mereka

Imam Syaukani berkata

فَإِنّي قَرِيبٌ قيل : بالإجابة . وقيل : بالعلم . وقيل : بالإنعام . وقيل في الكشاف : إنه تمثيل لحاله في سهولة إجابته لمن دعاه ، وسرعة إنجاحه حاجة من سأله

“ Sesungguhnya Aku dekat “ ada yang mengatakan bahwa makna dekat adalah ijabah (pengkabulan doa). Ada yang berkata : Dengan ilmu. Ada yang berkata : Dengan nikmat. Ada yang berkata dengan kasyaf (menyingkap rahasia). Kata “ dekat “ adalah tamtsil akan kondisi mudahnya Alloh mengabulkan doa bagi siapa yang berdoa kepadaNya dan cepatnya terpenuhinya hajat bagi siapa yang memohon kepadaNya

Muhammad Sayyid Tanthowi berkata :

والمعنى : وإذا سألك عبادي يا محمد عن قربي وبعدي فقل لهم : إني قريب منهم بعلمي ورحمتي وقدرتي وإجابتي لسؤالهم

Maknanya adalah “ Bila hamba-hambaKu bertanya wahai Muhammad tentang dekat dan jauhku, maka katakan kepada mereka sesungguhnya Aku dekat dari mereka dengan ilmu, rahmat, kekuasaan, dan pengkabulan atas permintaan mereka

Kedekatan Alloh terhadap hambaNya diperkuat dengan firman Alloh :

وَإِلَى ثَمُودَ أَخَاهُمْ صَالِحًا قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَهٍ غَيْرُهُ هُوَ أَنْشَأَكُمْ مِنَ الْأَرْضِ وَاسْتَعْمَرَكُمْ فِيهَا فَاسْتَغْفِرُوهُ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ إِنَّ رَبِّي قَرِيبٌ مُجِيبٌ  

Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka shaleh. shaleh berkata : Hai kaumku, ibadahilah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu ilah yang berhak diibadahi selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunanNya, kemudian bertobatlah kepadaNya. Sesungguhnya Robku amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya) [hud : 61]

قُلْ إِنْ ضَلَلْتُ فَإِنَّمَا أَضِلُّ عَلَى نَفْسِي وَإِنِ اهْتَدَيْتُ فَبِمَا يُوحِي إِلَيَّ رَبِّي إِنَّهُ سَمِيعٌ قَرِيبٌ  

Katakanlah : Jika aku sesat maka sesungguhnya aku sesat atas kemudaratan diriku sendiri; dan jika aku mendapat petunjuk maka itu adalah disebabkan apa yang diwahyukan Robku kepadaku. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Dekat [saba’ : 50]

Maroji’ :

Attafsir Alwasith, Muhammad Sayyid Tanthowi(maktabah syamilah) hal 28

Fathul Qodir, Imam Syaukani (maktabah syamilah) hal 28

Lubabutta’wil Fii Ma’anittanzil, Abul Hasan Ali Bin Muhammad Bin Ibrohim Bin Umar Asy Syaihi (maktabah syamilah) hal 28

Ruhul Ma’ani Fi Tafsir Alquran Al Adzim Wassab’ul Matsani, Syihabuddin Mahmud Ibn Abdillah Alhusaini Al Alusi(maktabah syamilah) hal 28