Kapan Kita Membaca A’udzu (27)
Dihormati di tengah masyarakat adalah harapan. Kita tidak
ingin hidup di lingkungan dalam keadaan terhina dan dibenci. Rosululloh
shollallohu alaihi wasallam mengajari umatnya doa agar terhindar dari hal ini :
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ
أَنَّ النَّبِىَّ صلى الله عليه وسلم كَانَ يَقُولُ اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْفَقْرِ وَالْقِلَّةِ
وَالذِّلَّةِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ أَنْ أَظْلِمَ أَوْ أُظْلَمَ
Dari Abu Huroiroh : Bahwasanya nabi shollallohu alaihi
wasallam bersabda : Ya Alloh, sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari
kefaqiran, alqillah (sedikit), kehinaan dan aku berlindung kepadaMu dari
mendzolimi dan didzolimi [HR Ahmad, Abu Daud, Nasa’i dan Ibnu Majah]
Penulis aunul ma’bud menafsirkan beberapa kata yang ada pada
hadits ini. Al Faqru (kefaqiran) adalah kefaqiran hati, bukan faqir harta.
Maknanya tidak memiliki sifat qona’ah (puas) dengan pemberian Alloh.
Al qillah (sedikit) bermakna sedikit amal kebaikan. Adapaun
adz dzillah (hina) adalah terhina di
tengah manusia karena perbuatan maksiat.
Demikianlah, kita ingin hati gersang karena selalu mengeluh
dengan nikmat yang Alloh berikan. Kita juga berharap hidup dipenuhi amal
sholih, bukan maksiat yang membuat kedudukan menjadi rendah di hadapan manusia.
Tidak lupa, kita berusaha agar selalu terhindar dari sikap mendzolimi dan
mendapat kedzoliman dari orang lain.
Maroji’ :
Aunul Ma’bud 3/466