Melihat Ke Atas Saat Sholat Yang Diperbolehkan

 

Melihat Ke Atas (3)

Pada suatu hari rosululloh shollallohu alaihi wasallam mengutus seorang sahabat untuk menemui seorang wanita yang memiliki budak. Sang utusan berkata kepada wanita itu :

انْظُرِى غُلاَمَكِ النَّجَّارَ يَعْمَلْ لِى أَعْوَادًا أُكَلِّمُ النَّاسَ عَلَيْهَا

Lihatlah budakmu yang pandai dalam urusan perkayuan, agar ia membuatku mimbar yang bertangga agar aku bisa gunakan untuk berdiri saat berbicara kepada manusia

Budak inipun segera melaksanakan titah beliau. Ia pergi ke hutan untuk mencari kayu lalu dibuatlah mimbar yang memiliki tiga tangga. Pada suatu hari nabi shollallohu alaihi wasallam berdiri di atas mimbar untuk memimpin sholat. Para sahabatpun menunaikan sholat di belakangnya. Selesai  sholat, nabi shollallohu alaihi wasallam bersabda :

يَا أُيُّهَا النَّاسُ إِنِّى صَنَعْتُ هَذَا لِتَأْتَمُّوا بِى وَلِتَعَلَّمُوا صَلاَتِى

Wahai manusia, sesungguhnya aku melakukan ini (sholat di atas mimbar) agar kalian mengikutiku dan mempelajari sholatku [HR Bukhori]

Apa yang dilakukan oleh rosululloh shollallohu alaihi wasallam, membuat posisi beliau lebih tinggi dari jamaah dan membuat mereka mengarahkan pandangan ke atas. Hal itu dilakukan sebagai cara mengajari para sahabat tentang kaifiyat sholat.

Penulis kitab Ihkamul Ihkam Syarh Umdatul Ahkam berkata tentang hadits di atas :

فِيهِ دَلِيلٌ عَلَى جَوَازِ صَلَاةِ الْإِمَامِ عَلَى أَرْفَعِ مِمَّا عَلَيْهِ الْمَأْمُومُ لِقَصْدِ التَّعْلِيمِ

Hadits ini mengandung dalil bolehnya imam menunaikan sholat  lebih tinggi dari makmum dengan tujuan taklim

Maroji’ :

Ihkamul Ihkam Syarh Umdatul Ahkam 2/38