Meniru Gagak Saat Sujud
Perilaku Binatang Yang Tidak Boleh
Ditiru (6)
Burung gagak, seperti binatang unggas lainnya. Saat makan
biasa mematuk-matuk makanan di tanah begitu cepat. Sifat seperti ini bila
diterapkan dalam sujud, tentu tidak boleh. Bukankah sujud adalah kondisi hamba
sangat dengan Robnya sehingga dianjurkan bagi kita untuk banyak berdoa ? Jika
demikian tergabung dua bacaan dalam sujud, yaitu dzikir sujud dan doa.
Bila ini dilakukan, maka alangkah lamanya seorang menunaikan
sujudnya. Oleh karena itu, nabi shollallohu alaihi wasallam melarang
mempercepat sujud secepat burung mematok makanan di tanah. Dalam sebuah hadits
disebutkan :
عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ شِبْلٍ قَالَ نَهَى
رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم عَنْ نَقْرَةِ الْغُرَابِ وَافْتِرَاشِ
السَّبُعِ وَأَنْ يُوَطِّنَ الرَّجُلُ الْمَكَانَ فِى الْمَسْجِدِ كَمَا يُوَطِّنُ
الْبَعِيرُ.
Dari Abdurrohman Bin Syiblin berkata : Rosululloh shollallohu
alaihi wasallam melarang meniru patukan burung gagak, membentangkan tangan
seperti binatang buas dan seseorang yang mengkavling tempat di masjid seperti
onta yang biasa mengkavling tempat duduk [HR Ahmad, Abu Daud, Nasa’i, Ibnu
Khuzaimah, Addarimi dan Ibnu Majah]
Kalau hadits di atas menggunakan kalimat “ melarang meniru
patukan burung gagak “, maka pada hadits lain menggunakan kalimat “ melarang
meniru patukan ayam “ :
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ أَمَرَنِى رَسُولُ
اللَّهِ صلى الله عليه وسلم بِثَلاَثٍ وَنَهَانِى عَنْ ثَلاَثٍ أَمَرَنِى
بِرَكْعَتَىِ الضُّحَى كُلَّ يَوْمٍ وَالْوِتْرِ قَبْلَ النَّوْمِ وَصِيَامِ
ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ وَنَهَانِى عَنْ نَقْرَةٍ كَنَقْرَةِ
الدِّيكِ وَإِقْعَاءٍ كَإِقْعَاءِ الْكَلْبِ وَالْتِفَاتٍ كَالْتِفَاتِ
الثَّعْلَبِ
Dari
Abu Huroiroh berkata : Rosululloh shollallohu alaihi wasallam memerintahku
dengan tiga hal dan melarangku dengan tiga hal. Beliau memerintahku untuk
sholat dluha dua rokaat setiap hari, berwitir sebelum tidur dan shiyam tiga
hari pada setiap bulan. Beliau melarangku untuk mematuk seperti patukan ayam
(maksudnya terlalu cepat saat bersujud), duduk seperti duduk anjing dan menoleh
seperti tolehan rubah [HR Ahmad]
Maroji’ :
Syarh Shohih Muslim, Imam Suyuthi 2/212