Mau tahu rahasia orang

Mau tahu rahasia orang

Pembicaraan bila bernilai rahasia maka berarti tidak boleh diketahui oleh banyak orang kecuali orang-orang tertentu. Ada 3 ciri pembicaraan bernilai rahasia :

Seseorang mengajak kita berbicara di mana sebelum pembicaraan dimulai ia menoleh ke kanan dan ke kiri untuk memastikan ketidakhadiran orang lain

Seseorang mengajak kita berbicara dimana sebelum memulai pembicaraan ia meminta agar isi pembicaraan untuk tidak disampaikan kepada orang lain

Seseorang yang membicarakan sesuatu dimana materi pembicaraan adalah sesuatu yang kita yakini malu bila diketahui oleh orang lain

Bila kita menjumpai satu di antara ketiga hal tersebut di atas maka wajib bagi kita untuk menjaganya dengan baik

Dalam hal ini wanita adalah makhluq yang paling rapuh dalam menjaga rahasia. Keinginan untuk mengetahui rahasia sangatlah besar meskipun tidak semua wanita berkarakter seperti itu. Ummu Aiman satu dari sedikit wanita yang paling baik sikapnya terhadap rahasia sebagaimana sebuah riwayat mengatakan :

وعن ثابت عن أنس رَضِيَ اللَّهُ عَنهُ قال: أتى علي رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم وأنا ألعب مع الغلمان فسلم علينا فبعثني في حاجة فأبطأت على أمي. فلما جئت قالت: ما حبسك؟ قلت: بعثني رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم لحاجة. قالت: ما حاجته؟ قلت: إنها سر. قالت: لا تخبرن بسر رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم أحداً. قال أنس: والله لو حدثت به أحداً لحدثتك به يا ثابت. رَوَاهُ مُسلِمٌ

Dari Tsabit dari Anas rodliyallohu anhu berkata : datang kepadaku rosululloh shollallohu alaihi wasallam dimana saat itu aku tengah bermain dengan anak lain. Beliau mengucapkan salam kepadaku lalu beliau mengutusku untuk satu tugas sehingga aku terlambat datang ke rumah ibuku. Ketika aku tiba di rumah, ibuku bertanya : apa yang menyebabkan engkau terlambat ? aku menjawab : rosulalloh shollallohu alaihi wasallam mengutusku untuk suatu tugas. Ibu bertanya : tugas apa ? aku menjawab : tugas rahasia. Ibuku berkata : jangan engkau sekali-kali menceritakan rahasia rosululloh shollallohu alaihi wasallam kepada seseorangpun. Anas berkata : demi Alloh sungguh kalau aku diperkenankan untuk membuka rahasia itu maka akan aku sampaikan kepadamu wahai Tsabit [HR Muslim]

Maroji’ : syarh riyadlush sholihin, Syaikh Muhammad Sholih Utsaimin 2/985