Bilakah mujahid masuk neraka ?

Bilakah mujahid masuk neraka ?

Tidak terbantahkan bahwa jihad adalah amal yang paling afdhol. Tapi siapa sangka ketika seseorang naik bis bernama jihad fi sabilillah akan tetapi terminalnya adalah neraka jahannam bukan jannatul firdaus. Demikianlah ada empat hal yang menghalangi mujahid dari pahala yang akan ia terima di antaranya :

1. Melarikan diri saat perang berkecamuk

يأَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا إذَا لَقِيْتُمُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا زَحْفًا فَلاَ تُوَلُّوْهُمُ الأدْبَارَ
وَمَنْ يُوَلِّيْهِمْ يَوْمَئِذٍ دُبُرَهُ إلاَّ مُتَحَرِّفًا لِّقِتَالٍ أوْ مُتَحَيِّزًا إلَى فِئَةٍ فَقَدْ بَاءَ بِغَضَبٍ مِنَ الله وَمَأْوَاهُ
جَهَنَّمُ وَبِئْسَ الْمَصِيْر

15. Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bertemu dengan orang-orang yang kafir yang sedang menyerangmu, Maka janganlah kamu membelakangi mereka (mundur).
16. Barangsiapa yang membelakangi mereka (mundur) di waktu itu, kecuali berbelok untuk (sisat) perang atau hendak menggabungkan diri dengan pasukan yang lain, Maka Sesungguhnya orang itu kembali dengan membawa kemurkaan dari Allah, dan tempatnya ialah neraka Jahannam. dan Amat buruklah tempat kembalinya. [al anfal : 15-16]

Pelajaran yang bisa diambil dari ayat ini bahwa dua hal yang akan diterima bagi mujahid yang diserse yaitu kemurkaan dari Alloh dan neraka jahanam kecuali bila larinya dengan tujuan untuk strategi atau bergabung dengan kelompok lain
2. Ghulul (mengambil harta rampasan perang sebelum dibagi)

وعن عمر بن الخطاب رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قال: لما كان يوم خيبر أقبل نفر من أصحاب النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم فقالوا فلان شهيد وفلان شهيد حتى مروا على رجل فقالوا: فلان شهيد فقال النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم كلا إني رأيته في النار في بردة غلها أو عباءة رَوَاهُ مُسْلِمٌ

Dari Umar bin Khothob rodliyallohu anhu berkata : tatkala perang Khoibar datang menghadap serombongan sahabat nabi shollallohu alaihi wasallam mereka berkata : si fulan syahid ! si fulan syahid ! hingga mereka melewati seseorang dan berkata : si fulan syahid ! maka nabi shollallohu alaihi wasallam bersabda : sekali-kali tidak ! sesungguhnya aku melihatnya di neraka karena mantel yang dia melakukan ghulul terhadapnya [HR Muslim]

3. Salah niat

وعَنْ أبي موسى عبد اللَّه بن قيس الأشعري رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قال سئل رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم عَنْ الرجل يقاتل شجاعة ويقاتل حمية ويقاتل رياء أي ذلك في سبيل اللَّه ؟ فقال رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم من قاتل لتكون كلمة اللَّه هي العليا فهو في سبيل اللَّه مُتَّفّقٌ عَلَيْهِ

Dari Abu Musa Abdulloh bin Qois Al Asy Ari rodliyallohu anhu berkata : rosululloh shollallohu alaihi wasallam ditanya tentang seorang yang berperang karena ingin disebut pemberani, karena fanatisme, karena riya, yang mana di antara ketiganya yang bernilai fi sabilillah ? maka rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : barangsiapa yang berperang dengan tujuan meninggikan kalimat Alloh maka itulah yang bernilai fi sabilillah [muttafaq alaih]

4. Bunuh diri akibat tidak sabar atas luka yang diserita

Jabir Ibnu Samurah Radliyallaahu 'anhu berkata: Pernah dibawa kepada Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam seorang laki-laki yang mati bunuh diri dengan tombak, lalu beliau tidak menyolatkannya. [Riwayat Muslim]

َوَعَنْ جَابِرِ بْنِ سَمُرَةَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ: ( أُتِيَ اَلنَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم بِرَجُلٍ قَتَلَ نَفْسَهُ بِمَشَاقِصَ, فَلَمْ يُصَلِّ عَلَيْهِ ) رَوَاهُ مُسْلِمٌ