Dua kelompok yang tidak mungkin datang ke majlis ta’lim
Mujahid berkata :
لاَ يَتَعَلَّمُ الْعِلْمَ مُسْتَحى وَلاَ مُسْتَكْبِرٌ
Tidak akan menuntut ilmu pemalu dan orang sombong
Malu sebagian dari iman, itu benar bila ditempatkan pada tempat yang benar pula. Akan tetapi malu yang menghalangi antara dirinya dengan majlis ta’lim sehingga seluruh hidupnya dilalui dengan kebodohan terhadap islam jelas itu satu kesalahan yang oleh imam Syafi’i dikomentari :
مَنْ فَاتَهُ التَّعْلِيْم وَقْتَ شَبَابِهِ فَكَبِّرْ عَلَيْهِ أرْبَعًا لِوَفَاتِهِ
Barangsiapa yang meninggalkan majlis ta’lim pada waktu mudanya maka takbirkan empat kali (sholatkan jenazah buatnya) karena ia telah dianggap sudah wafat
Bagi yang merasa punya rasa malu terhadap majlis ta’lim maka perhatikan pujian Aisyah rodliyallohu anha terhadap wanita anshor :
نِعْمَ النِّسَاءُ نِسَاءُ الأَنْصَارِ لَمْ يَمْنَعْهُنَّ الْحَيَاءُ أنْ يَتَفَقَّهُّنَّ فِى الدِّيْنِ
Sebaik-baik wanita adalah wanita anshor, rasa malu tidaklah menghalangi mereka untuk memperdalam ilmu agama
Sementara sombong juga akhlaq tercela yang akan menjadi tabir antara dirinya dengan majlis ta’lim. Bagi yang merasa memiliki penyakit ini ada baiknya meniru nabi Musa alaihissalam yang dengan semangatnya belajar kepada Khidzir padahal sebagaimana yang kita ketahui Musa tidak hanya memiliki kedudukan sebagai rosul akan tetapi ia juga termasuk ulul azmi, sementara Khidzir adalah manusia yang statusnya masih diperselisihkan apakah ia nabi ataukah orang sholih biasa.
Atau berkacalah kepada Jabir bin Abdulloh yang mengadakan perjalanan satu bulan untuk mendapatkan satu hadits saja kepada Abdulloh bin Unais.
Jangan lupa terhadap Abdulloh bin Mas’ud seorang ulama pada jaman sababat yang berkata : seandainya aku tahu ada seorang yang lebih alim daraipadaku tentang kitabulloh maka aku akan datangi ia
Maroji’ : fathul bari, ibnu Hajar Al Atsqolani 218 dan 287