Pandangan Abu A’la Almaududi (28)
الدّ‘نْيَا مَزْرَعَةُ الأخِرَةِ
Dunia adalah ladang akhirat
Ini berarti bahwa dunia dan akhirat bukanlah dua hal yang terpisah melainkan suatu proses yang berkesinambungan yang awalnya adalah dunia dan akhirnya adalah akhirat. Hubungan keduanya ibarat menanam dan menuai. Anda membajak sawah, menabur benih lalu mengairinya selanjutnya merawat tanaman hingga musim panen tiba. Usai menuainya anda akan merasakan hasilnya.
Bila anda menanam gandum maka akan menghasilkan gandum, bila anda menanam duri tentu yang tumbuh adalah duri dan bila tidak ada yang ditanam maka tidak akan ada yang tumbuh. Kesalahan apapun ketika merawat tanaman bisa kita lihat akibatnya di saat anda menuai. Akan tetapi bila pengelolaanya tepat sesuai aturannya pastilah anda akan ketahui pada saat menuainya pula.
Bila seseorang menanam tanaman amal baik selama di dunia maka di akhirat nanti ia akan menikmati buah hasilnya dengan baik pula. Sebaliknya bila di dunia ia senantiasa menebarkan duri maka ia akan mendapat hasil dari jenis tanaman yang sama. Di akhirat ia tidak akan mendapat kesempatan untuk menebus ketololannya dalam menanam tanaman selama di dunia.
Setelah memahami pokok masalah ini menjadi jelaslah nasib akhir antara si kafir dan si muslim dan itu bukanlah tanpa alasan yang kuat. Sesungguhnyalah perbedaan yang timbul pada akhir kisah hidup mereka adalah buah dari perbedaan antara mereka sejak semula. Apabila tidak ada perbedaan antara ilmu dan amal mereka tentulah tidak aka ada perbedaan nasib akhir antara mereka.