Mata mayit terbelalak, ada apa ?
Dalam islam kematian hanya dikenal dengan husnul khotimah (kematian yang baik) dan su’ul khotimah (kematian yang buruk). Akan tetapi yang kita kenal di masyarakat sering kita mendengar dari mereka istilah mati tidak wajar.
Mati tidak wajar mereka sematkan ketika seorang mati karena bunuh diri, mati terlindas truk sehingga badannya hancur dan sulit dikenali, termasuk mimik wajah yang menyeramkan saat mati. Tidak terkecuali mata yang terbelalak.
Khusus yang terakhir pernah terjadi pada jaman rosululloh shollallohu alaihi wasallam menimpa seorang sahabat Abu Salamah rodliyallohu anhu sebagaimana sebuah riwayat :
وَعَنْ أُمِّ سَلَمَةَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ: ( دَخَلَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم عَلَى أَبِي سَلَمَةَ رضي الله عنه وَقَدْ شُقَّ بَصَرُهُ فَأَغْمَضَهُ, ثُمَّ قَالَ: "إِنَّ اَلرُّوحَ إِذَا قُبِضَ, اتَّبَعَهُ الْبَصَرُ" فَضَجَّ نَاسٌ مِنْ أَهْلِهِ, فَقَالَ: "لا تَدْعُوا عَلَى أَنْفُسِكُمْ إِلَّا بِخَيْرٍ. فَإِنَّ اَلْمَلَائِكَةَ تُؤَمِّنُ عَلَى مَا تَقُولُونَ". ثُمَّ قَالَ: "اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِأَبِي سَلَمَةَ, وَارْفَعْ دَرَجَتَهُ فِي اَلْمَهْدِيِّينَ, وَافْسِحْ لَهُ فِي قَبْرِهِ, وَنَوِّرْ لَهُ فِيهِ, وَاخْلُفْهُ فِي عَقِبِهِ ) رَوَاهُ مُسْلِمٌ
Ummu Salamah Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam masuk ke rumah Abu Salamah sewaktu matanya masih terbuka, lalu beliau memejamkan matanya. Kemudian berkata: "Sesungguhnya ruh itu bila dicabut maka pandangannya mengikutinya." Maka menjeritlah orang-orang dari keluarganya, lalu beliau bersabda: "Janganlah kamu berdoa untuk dirimu sendiri kecuali demi kebaikan, karena sesungguhnya malaikat itu mengamini apa yang kamu ucapkan." Kemudian beliau berdoa: "Ya Allah berilah ampunan kepada Abu Salamah, tinggikanlah derajatnya ke tingkat orang-orang yang mendapat petunjuk, lapangkanlah baginya dalam kuburnya, terangilah dia didalamnya, dan berilah penggantinya dalam turunannya." Riwayat Muslim.
Hadits di atas menerangkan kepada kita bahwa mata terbelalak pada diri si mayit tidak ada sangkut pautnya dengan status kematiannya, apakah ia su’ul khotimah atau husnul khotimah. Itu terjadi karena mata mengarahkan pandangannya ke arah ruh pergi.
Hadits di atas mengajarkan kepada kita agar menjaga lesan kita di sekitar mayit karena semua ucapan akan diaminkan oleh para malaikat. Maka mendoakan si mayit sebagaimana yang dilakukan oleh rosululloh shollallohu alaihi wasallam pada diri jenazah Abu salamah adalah lebih baik daripada mengomentari kondisi wajah si mayit