Nabi Muhammad shollallohu alaihi wasallam tidak kebal

Nabi Muhammad shollallohu alaihi wasallam tidak kebal
Di sela-sela muktamar sebuah organisasi islam, sebagian kecil kyai menjajakan jimat untuk kekebalan, penglaris dan lainnya. Di pesantren tertentu, selain dibekali ilmu agama, para santri dibekali dengan ilmu kanuragan yang tak lain adalah ilmu kekebalan.
Orang-orang yang mendapat jaminan aljannah tak satupun memiliki ilmu kedigdayaan. Umar bin Khothob, Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Tholib adalah sederet manusia mulia yang hidupnya berakhir dengan berdarah-darah sebagai bukti nyata bahwa mereka sama sekali tidak kebal. Tak ketinggalan rosululloh shollallohu alaihi wasallam yang tersebut dalam sebuah riwayat :
عَنْ سَهْلَ بْنَ سَعْدٍ أنَّهُ يُسْأَلُ عَنْ جُرْحِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ أُحُدٍ فَقَالَ جُرِحَ وَجْهُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَكُسِرَتْ رَبَاعِيَتُهُ وَهُشِمَتْ الْبَيْضَةُ عَلَى رَأْسِهِ فَكَانَتْ فَاطِمَةُ بِنْتُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَغْسِلُ الدَّمَ وَكَانَ عَلِيُّ بْنُ أَبِي طَالِبٍ يَسْكُبُ عَلَيْهَا بِالْمِجَنِّ فَلَمَّا رَأَتْ فَاطِمَةُ أَنَّ الْمَاءَ لَا يَزِيدُ الدَّمَ إِلَّا كَثْرَةً أَخَذَتْ قِطْعَةَ حَصِيرٍ فَأَحْرَقَتْهُ حَتَّى صَارَ رَمَادًا ثُمَّ أَلْصَقَتْهُ بِالْجُرْحِ فَاسْتَمْسَكَ الدَّمُ

Dari Sahl bin Sa'id ditanya seseorang mengenai luka yang pernah diderita Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam pertempuran Uhud, maka dia menjawab, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam terluka, gigi taringnya patah, dan topi baja yang bliau kenakan juga pecah. Lalu Fatimah binti Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membersihkan darah beliau, sedangkan Ali menyiramkan air dari perisai. Ketika Fatimah melihat darah semakin bertambah banyak keluar, dia mengambil potongan pelepah kurma lalu dia bakar hingga menjadi abu, kemudian abu tersebut diletakkan di atas luka beliau hingga darahnya berhenti keluar." [HR Bukhori, Muslim dan Baihaqi]

Imam Nawawi berkata : peristiwa ini (terlukanya nabi) untuk menjadi pengetahuan bahwa beliau juga manusia yang memungkinkan terkena musibah dunia, untuk meyakinkan kita bahwa beliau adalah makhluq yang diciptakan

Maroji’ : syarh shohih Muslim, Imam Nawawi 12/145