Mengapa kita menolak mengheningkan cipta
Berdiri dengan menundukkan kepala sementara musik mengiringinya, itulah mengheningkan cipta satu ritual doa yang ada di hampir setiap Negara. Muslim yang mencintai sunnah akan muncul sikap baro’ (penolakan) terhadapnya, kenapa ? :
Tidak pernah dicontohkan oleh rosululloh shollallohu alaihi wasallam. Padahal sesuai dengan sabda nabi shollallohu alaihi wasallam sesuatu yang tidak dicontohkan adalah bid’ah yang sangat dicela :
من أحدث في أمرنا هذا ما ليس منه فهو رد مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Barangsiapa yang mengada-adakan perkara baru dalam hal ibadah yang tidak ada contohnya pada kami maka ia tertolak [muttafaq alaih]
Mengheningkan cipta berasal dari kebiasaan orang kafir. Bukankah itu tasyabbuh yang pernah dilarang oleh nabi shollallohu alaihi wasallam ?
Ada iringan musik. Apa bedanya kita dengan kaum nasrani bila masih melakukannya. Bukankah musik tidak pernah lepas dari ritual mereka ? Bukankah terlalu banyak nash yang mengharamkan musik ?
Lirik yang ada pada lagu mengheningkan cipta kalau kita perhatikan sama sekali tidak mencerminkan doa. Ia berisi slogan nasionalisme, satu madzhab yang busuk yang telah mencerai-beraikan persatuan umat islam.
Walhasil ketika kita membidahkan doa dan dzikir berjamaah sudah seyogyanya kitapun harus berani menyatakan bidahnya ritual mengheningkan cipta.