Seleksi Kepemimpinan

Petikan Nasehat Abdulloh Azzam

وعن أبي هريرة رَضِيَ اللَّهُ عَنهُ أن رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم قال إنكم ستحرصون على الإمارة، وستكون ندامة يوم القيامة رَوَاهُ البُخَارِيُّ

Dari Abu Huroiroh rodliyallohu anhu bahwasanya rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : sesungguhnya kalian akan berambisi untuk mendapatkan jabatan dan akan menjadi penyesalan pada hari kiamat [HR Bukhori]

عن أبي موسى الأشعري رَضِيَ اللَّهُ عَنهُ قال ….. إنا والله لا نولي هذا العمل أحداً سأله، أو أحداً حرص عليه مُتَّفَقٌ عَلَيهِ

Dari Abu Musa Al Asy Ari rodliyallohu anhu …… bersabda rosululloh shollallohu alaihi wasallam : ….. sungguh demi Alloh kami tidak akan menyerahkan kepemimpinan kepada seseorang yang ia memintanya atau orang yang berambisi terhadapnya [muttafaq alaih]
Di saat rosululloh shollallohu alaihi wasallam wafat, umat islam mengalihkan pandangannya ke depan untuk mencari pemimpin pengganti beliau. Mereka tidak menemukan seseorang yang paling layak sebagai pengganti selain Abu Bakar. Ia turut dalam seluruh peperangan yang dilalui nabi shollallohu alaihi wasallam. Ia pernah menginfakkan seluruh hartanya fi sabiilillah. Tidak pernah merasa bimbang terhadap kebenaran Alloh dan rosulNya semenjak ia masuk islam. Menanggung pedihnya perjuangan, ia tinggalkan istri dan anak-anaknya untuk hijrah menemani rosululloh shollallohu alaihi wasallam.

Pada saat perang uhud dan Hunain, para sahabat banyak yang lari menyelamatkan diri, namun Abu Bakar tetap setia mendampingi beliau.

Apakah lelaki semacam ini memerlukan kampanye pemilihan ? memerlukan slogan “ pilihlah calon kalian secara bebas dan demokratis “ ataukah ia perlu melancarkan intrik-intrik dan tipu muslihat untuk menyudutkan posisi Umar dengan cara menghasut umat ? perlukah Abu Bakar berkata : karakter Umar adalah sangatlah keras terhadap kalian maka jangan pilih dia, pilihlah saya ! saya adalah orang lembut, orang yang pertama menjadi sahabat nabi shollallohu alaihi wasallam.

Sungguh itu tidak dilakukan oleh Abu Bakar. Bahkan Abu Bakar ketika itu berkata kepada Umar di hadapan kaum anshor : ulurkan tanganmu wahai Umar, aku akan membaiatmu. Di sisi lain Umar menolak permintaan Abu Bakar, lalu ia menjabat tangan Abu Bakar dan membaiatnya. Maka para sahabat anshor tanpa dikomando mengikuti jejak Umar membaiat Abu Bakar.