Sholat Orang Beriman
Sholat orang beriman berbeda dengan sholat orang Yahudi, tidak sama dengan sholat orang munafiq apalagi sholat orang kafir yang melakukannya dengan siulan dan tepuk tangan. Setidaknya ada tiga ciri khas yang membedakan antara orang beriman dengan mereka :
1. Sholat terjaga kwalitasnya
وَهذَا كِتاَبٌ أنْزَلْناَهُ مُباَرَكٌ مُصَدِّقٌ الّذِي بَيْنَ يَدَيْهِ وَلِتُنْذِرَ أمَّ الْقُرَى وَمَنْ حَوْلَهاَ وَالَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِالأخِرَةِ يُؤْمِنُوْنَ بشهِ وَهُمْ عَلَى صَلاَتِهِمْ يُحاَفِظُوْنَ
Dan ini (Al Quran) adalah kitab yang telah Kami turunkan yang diberkahi; membenarkan Kitab-Kitab yang (diturunkan) sebelumnya dan agar kamu memberi peringatan kepada (penduduk) Ummul Qura (Mekah) dan orang-orang yang di luar lingkungannya. orang-orang yang beriman kepada adanya kehidupan akhirat tentu beriman kepadanya (Al Quran) dan mereka selalu memelihara sholat.[al an’am : 92]
Syaikh Abdurrohman Nashir Assa’di menerangkan makna yahaafidzuun (memelihara sholat) dengan mengatakan : kontinyu dalam pelaksanaannya dengan menjaga rukun-rukun,batasan-batasan, syarat-syarat dan adab-adabnya serta penyempurnanya.
2. Sholatnya khusyu’
قدْ أفْلَحَ الْمُؤْمِنُوْنَ الّذِيْنَ هُمْ فِى صَلاَتِهِمْ خاَشِعُوْنَ
1. Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman,
2. (yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam sholat [almu’minun : 1-2]
Syaikh Abdurrohman Nashir Assa’di mendefinisikan khusyu’ dengan mengatakan : hadirnya hati saat menghadap Alloh, merasa dekat dengannya sehingga jiwa dan hatinya tenang demikian juga tenang gerakannya, sedikit sekali menoleh untuk memperhatikan yang lain. Itu dilakukan untuk menunjukkan kesopanan di hadapan Alloh. Dari awal hingga akhir sholat, ia serasikan antara ucapan dan gerakannya maka hilanglah semua gangguan yang menggoda pikirannya yang buruk. Inilah ruh sholat yang merupakan tujuan sholat. Hal inilah yang dicatat oleh Alloh pada hambaNya. Maka sholat yang tidak khusyu dan tidak hadir hatinya meskipun mendapat pahala akan tetapi pahala akan dipengaruhi oleh kwalitas kekhusyannya.
3. Sholatnya kontinyu
الَّذِيْنَ هُمْ عَلَى صَلاَتِهِمْ دَائِمُوْنَ
Yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya,[alma’arij : 23]
Syaikh Abdurrohman Nashir Assa’di berkata : daaimuun (kontinyu, tetap) yaitu menetapi waktu, syarat-syarat dan penyempurna sholat. Bukan sebagaimana orang yang tidak mengerjakannya atau mengerjakannya suatu saat dan meninggalkannya pada saat lain atau mengerjakannya dengan banyak kekurangan.
Bagi orang beriman sholat bukan sekedar penggugur kewajiban akan ia merupakan kebutuhan yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan mereka. Hal itu tercermin dari ucapan rosululloh shollallohu alaihi wasallam :
حُبِّبَ إلَىَّ الطِّيْبُ وَالنِّسَاءُ وَجُعِلَتْ قُرَّةُ عَيْنِي فِى الصَّلاَةِ
Dijadikan pada diriku kecintaan pada parfum dan wanita, dan dijadikan sholat sebagai penyejuk hatiku [HR Ahmad]
قُمْ ياَ بِلاَل فَأَرِحْناَ باِلصَّلاَةِ
Wahai Bilal berdirilah, berilah kesempatan padaku istirahat dengan sholat [HR Ahmad]
Maroji’ : tafsir Alkarim Arrohman Fii Tafsiiri Kalaamil Mannan, Syaikh Abdurrohman Nashir Assa’di