Sujud

Sujud

Sujud adalah ibadah, yang karenanya iblis dimasukkan ke dalam golongan kafir karena menolak perintah sujud kepada Adam yang tidak lain sebenarnya sujud itu ditujukan untuk menunjukkan ketaatannya kepada Alloh. Dari sinilah nanti pada hari kiamat iblis menangis sejadi-jadinya karena menyesali dirinya tidak mentaati perintah Alloh :

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا قَرَأَ ابْنُ آدَمَ السَّجْدَةَ فَسَجَدَ اعْتَزَلَ الشَّيْطَانُ يَبْكِي يَقُولُ يَا وَيْلَهُ وَفِي رِوَايَةِ أَبِي كُرَيْبٍ يَا وَيْلِي أُمِرَ ابْنُ آدَمَ بِالسُّجُودِ فَسَجَدَ فَلَهُ الْجَنَّةُ وَأُمِرْتُ بِالسُّجُودِ فَأَبَيْتُ فَلِي النَّارُ

Dari Abu Hurairah dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apabila manusia membaca surat as-Sajdah, lalu dia sujud, maka setan menjauh menyendiri untuk menangis seraya berkata, 'Celakalah'." Dan dalam riwayat Abu Kuraib, "Celakalah aku, manusia disuruh bersujud maka mereka bersujud sehingga dia mendapatkan surga, sedangkan aku disuruh bersujud, lalu aku enggan, sehingga aku mendapatkan neraka'." [HR Muslim, Ahmad dan Ibnu Majah]

Sujud dari makhluq ke makhluq lain adalah syar’u man qoblana (syariat sebelum rosululloh shollallohu alaihi wasallam) yang kemudian di mansukh (dihapus) sehingga sujud hanya berlaku dari makhluq kepada kholiq.

Dalam islam sujud meliputi empat tempat :

1. Sujud saat sholat

2. Sujud tilawah

وَعَنْ اِبْنِ عُمَرَ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ ( كَانَ اَلنَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم يَقْرَأُ عَلَيْنَا اَلْقُرْآنَ فَإِذَا مَرَّ بِالسَّجْدَةِ كَبَّرَ وَسَجَدَ وَسَجَدْنَا مَعَهُ ) رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ
Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu berkata: Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam selalu membacakan Al-Qur'an pada kami maka apabila melewati bacaan ayat sajadah beliau bertakbir dan sujud lalu kami sujud bersama beliau [HR Abu Dawud]
Ini dilakukan saat membaca alquran dan menjumpai ayat-ayat sajdah. Ini bisa kita dapatkan pada : al a’rof : 206, arro’d : 15, annahl : 49, al isro’ : 107, maryam : 58, alhaj : 18 dan 77, alfurqon : 60, annaml : 25, assajdah : 15, shod : 24, fushilat : 37, annajm : 62, al insyiqoq : 21 dan al alaq : 19.
3. Sujud sahwi
Terjadi manakala :

• Kekurangan rokaat

َوَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ -رَضِيَ اَللَّهُ تَعَالَى عَنْهُ- قَالَ : ( صَلَّى اَلنَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم إِحْدَى صَلَاتِي اَلْعَشِيّ رَكْعَتَيْنِ ثُمَّ سَلَّمَ ثُمَّ قَامَ إِلَى خَشَبَةٍ فِي مُقَدَّمِ اَلْمَسْجِدِ فَوَضَعَ يَدَهُ عَلَيْهَا وَفِي اَلْقَوْمِ أَبُو بَكْرٍ وَعُمَرُ فَهَابَا أَنْ يُكَلِّمَاهُ وَخَرَجَ سَرَعَانُ اَلنَّاسِ فَقَالُوا : أَقُصِرَتْ الصَّلَاةُ وَرَجُلٌ يَدْعُوهُ اَلنَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم ذَا اَلْيَدَيْنِ فَقَالَ : يَا رَسُولَ اَللَّهِ أَنَسِيتَ أَمْ قُصِرَتْ ؟ فَقَالَ : لَمْ أَنْسَ وَلَمْ تُقْصَرْ فَقَالَ : بَلَى قَدْ نَسِيتُ فَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ ثُمَّ سَلَّمَ ثُمَّ كَبَّرَ فَسَجَدَ مِثْلَ سُجُودِهِ أَوْ أَطْوَلَ ثُمَّ رَفَعَ رَأْسَهُ فَكَبَّرَ ثُمَّ وَضَعَ رَأْسَهُ فَكَبَّرَ فَسَجَدَ مِثْلَ سُجُودِهِ أَوْ أَطْوَلَ) ثُمَّ رَفَعَ رَأْسَهُ وَكَبَّرَ ) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ وَاللَّفْظُ لِلْبُخَارِيِّ وَفِي رِوَايَةٍ لِمُسْلِمٍ : ( صَلَاةُ اَلْعَصْرِ
)
Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu berkata: Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah sholat salah satu dari dua sholat petang dua rakaat lalu salam Kemudian beliau menuju tiang di bagian depan masjid dan meletakkan tangannya pada kayu itu Dalam jama'ah itu ada Abu Bakar dan Umar namun keduanya tidak berani mengatakan apapun kepada beliau Orang-orang keluar dengan segera dan mereka bertanya-tanya apakah sholat tadi di qashar Dalam Jama'ah itu ada seorang laki-laki yang dijuluki Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam Dzulyadain ia bertanya: Ya Rasulullah apakah baginda lupa atau sholat tadi memang diqashar؟ Beliau bersabda: Aku tidak lupa dan sholat tidak diqashar Orang itu berkata lagi: Tidak baginda telah lupa Maka beliau sholat dua rakaat kemudian salam lalu takbir kemudian sujud seperti biasa atau lebih lama kemudian mengangkat kepalanya lalu takbir kemudian meletakkan kepalanya lalu takbir kemudian sujud seperti biasa atau lebih lama kemudian beliau mengangkat kepalanya dan takbir Muttafaq Alaihi dan lafadznya menurut riwayat Bukhari Dalam suatu riwayat Muslim: Itu adalah sholat Ashar

• Kelebihan rokaat

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ صَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الظُّهْرَ خَمْسًا فَقِيلَ لَهُ أَزِيدَ فِي الصَّلَاةِ قَالَ وَمَا ذَاكَ قَالَ صَلَّيْتَ خَمْسًا فَسَجَدَ سَجْدَتَيْنِ بَعْدَ مَا سَلَّمَ

Dari Abdullah dia berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam shalat dzuhur lima raka'at, lantas di beritahukan kepada beliau; "Apakah shalat telah di tambah (bilangan raka'atnya)?" beliau bersabda: "Apa maksudnya?" mereka berkata; "Anda telah shalat lima raka'at." Maka beliau sujud dua kali setelah salam." [HR Bukhori, Abu Daud, Tirmidzi dan Nasa’i]

• Lupa tasyahud

عَنْ عَبْدِ اَللَّهِ بْنِ بُحَيْنَةَ -رَضِيَ اَللَّهُ تَعَالَى عَنْهُ- ( أَنَّ اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم صَلَّى بِهِمُ الظُّهْرَ فَقَامَ فِي اَلرَّكْعَتَيْنِ اَلْأُولَيَيْنِ وَلَمْ يَجْلِسْ فَقَامَ اَلنَّاسُ مَعَهُ حَتَّى إِذَا قَضَى اَلصَّلَاةَ وَانْتَظَرَ اَلنَّاسُ تَسْلِيمَهُ كَبَّرَ وَهُوَ جَالِسٌ وَسَجَدَ سَجْدَتَيْنِ قَبْلَ أَنْ يُسَلِّمَ ثُمَّ سَلَّمَ ) أَخْرَجَهُ اَلسَّبْعَةُ وَهَذَا لَفْظُ اَلْبُخَارِيِّ وَفِي رِوَايَةٍ لمُسْلِمٍ : ( يُكَبِّرُ فِي كُلِّ سَجْدَةٍ وَهُوَ جَالِسٌ وَسَجَدَ اَلنَّاسُ مَعَهُ مَكَانَ مَا نَسِىَ مِنَ الْجُلُوسِ
)
Dari Abdullah Ibnu Buhaimah Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam sholat Dhuhur bersama mereka beliau berdiri pada dua rakaat pertama dan tidak duduk tasyahhud orang-orang ikut berdiri bersamanya hingga beliau akan mengakhiri sholat dan orang-orang menunggu salamnya beliau takbir dengan duduk kemudian beliau sujud dua kali sebelum salam lalu beliau salam Dikeluarkan oleh Imam Tujuh dan lafadz ini menurut riwayat Bukhari Dalam suatu riwayat Muslim: Beliau takbir pada setiap sujud dengan duduk lalu beliau sujud dan orang-orang sujud bersamanya sebagai pengganti duduk (tasyahhud) yang terlupakan

• Ragu akan jumlah rokaat

َوَعَنْ أَبِي سَعِيدٍ اَلْخُدْرِيِّ رضي الله عنه قَالَ : قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( إِذَا شَكَّ أَحَدُكُمْ فِي صَلَاتِهِ فَلَمْ يَدْرِ كَمْ صَلَّى أَثْلَاثًا أَوْ أَرْبَعًا ؟ فَلْيَطْرَحِ الشَّكَّ وَلْيَبْنِ عَلَى مَا اسْتَيْقَنَ ثُمَّ يَسْجُدُ سَجْدَتَيْنِ قَبْلَ أَنْ يُسَلِّمَ فَإِنْ كَانَ صَلَّى خَمْساً شَفَعْنَ لَهُ ) صَلَاتَهُ وَإِنْ كَانَ صَلَّى تَمَامً ا كَانَتَا تَرْغِيمًا لِلشَّيْطَانِ ) رَوَاهُ مُسْلِمٌ

Dari Abu Said Al-Khudry Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: Apabila seseorang di antara kamu ragu dalam sholat ia tidak mengetahui apakah telah sholat tiga atau empat rakaat Maka hendaknya ia meninggalkan keraguan dan memantapkan apa yang ia yakini kemudian sujud dua kali sebelum salam Maka bila telah sholat lima rakaat genaplah sholatnya Bila ternyat sholatnya telah cukup maka kedua sujud itu sebagai penghinaan kepada setan Riwayat Muslim

4. Sujud syukur

Sujud yang dilakukan ketika mendapat ni’mat atau terhindar dari marabahaya.

َوَعَنْ أَبِي بَكْرَةَ رضي الله عنه أَنَّ اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم ( كَانَ إِذَا جَاءَهُ أَمْرٌ يَسُرُّهُ خَرَّ سَاجِداً لِلَّهِ ) رَوَاهُ اَلْخَمْسَةُ إِلَّا النَّسَائِيَّ

Dari Abu Bakrah Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bila menerima kabar gembira beliau segera sujud kepada Allah Diriwayatkan oleh Imam Lima kecuali Nasa'i

وَعَنْ عَبْدِ اَلرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ رضي الله عنه قَالَ : ( سَجَدَ اَلنَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم فَأَطَالَ اَلسُّجُودَ ثُمَّ رَفَعَ رَأْسَهُ وَقَالَ : إِنَّ جِبْرِيلَ آتَانِي فَبَشَّرَنِي فَسَجَدْت لِلَّهِ شُكْرًا ) رَوَاهُ أَحْمَدُ وَصَحَّحَهُ اَلْحَاكِمُ

Abdul Rahman Ibnu Auf Radliyallaahu 'anhu berkata: Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah sujud beliau melamakan sujud itu setelah mengangkat kepala beliau bersabda: Sesungguhnya Jibril datang kepadaku dan membawa kabar gembira maka aku bersujud syukur kepada Allah Riwayat Ahmad dan dinilai shahih oleh Hakim

َوَعَنْ اَلْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا- ( أَنَّ اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم بَعَثَ عَلِيًّا إِلَى اَلْيَمَنِ - فَذَكَرَ اَلْحَدِيثَ - قَالَ : فَكَتَبَ عَلِيٌّ رضي الله عنه بِإِسْلَامِهِمْ فَلَمَّا قَرَأَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم اَلْكِتَابَ خَرَّ سَاجِدًا ) رَوَاهُ اَلْبَيْهَقِيُّ وَأَصْلُهُ فِي اَلْبُخَارِيِّ

Dari al-Barra' Ibnu Azib Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah mengutus Ali ke negeri Yaman Kemudian hadits itu menyebutkan: Ali lalu mengirim surat tentang ke-Islaman mereka Ketika Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam membaca surat itu beliau langsung sujud syukur kepada Allah atas berita tersebut Hadits riwayat Baihaqi yang asalnya dari Bukhari

Maroji’ : fiqh sunnah, Sayyid sabiq 1/185-192