Yang tidak mungkin pada ahlul jannah

Yang tidak mungkin pada ahlul jannah

tidak ada permusuhan

إنَّ الْمُتَّقِيْنَ فِى جَنَّاتٍ وَّعُيُوْنٍ

45. Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu berada dalam surga (taman-taman) dan (di dekat) mata air-mata air (yang mengalir).

ادْخُلُوْهَا بِسَلاَمٍ ءَامِنِيْنَ

46. (Dikatakan kepada mereka): "Masuklah ke dalamnya dengan sejahtera lagi aman

وَنَزَعْناَ مَا فِي صًدُوْرِهِمْ مِّنْ غِلٍّ إخْوَاناً عَلَى سُرُرٍ مُّتَقَابِلِيْنَ

47. Dan Kami lenyapkan segala rasa dendam yang berada dalam hati mereka, sedang mereka merasa bersaudara duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan. [alhijr : 45-46]
Ibnu Katsir menerangkan tentang proses akurnya kaum muslimin setelah sebelumnya di dunia mereka saling bermusuhan dengan hadits yang diriwayatkan oleh imam Bukhori :

عَنْ أَبِي الْمُتَوَكِّلِ النَّاجِيِّ أَنَّ أَبَا سَعِيدٍ الْخُدْرِيَّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْلُصُ الْمُؤْمِنُونَ مِنْ النَّارِ فَيُحْبَسُونَ عَلَى قَنْطَرَةٍ بَيْنَ الْجَنَّةِ وَالنَّارِ فَيُقَصُّ لِبَعْضِهِمْ مِنْ بَعْضٍ مَظَالِمُ كَانَتْ بَيْنَهُمْ فِي الدُّنْيَا حَتَّى إِذَا هُذِّبُوا وَنُقُّوا أُذِنَ لَهُمْ فِي دُخُولِ الْجَنَّةِ فَوَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَأَحَدُهُمْ أَهْدَى بِمَنْزِلِهِ فِي الْجَنَّةِ مِنْهُ بِمَنْزِلِهِ كَانَ فِي الدُّنْيَا

Dari Abu Mutawakkil An Naji, bahwasanya Abu sa'id Al Khudzri radhilayyahu'anhu mengatakan, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Orang mukmin selamat dari neraka, kemudian dihisab diatas jembatan antara surga dan neraka, sehingga kezhaliman sesama mereka di dunia diqisas satu sama lainnya, sehingga jika mereka telah bersih dan suci, mereka dipersilahkan masuk surga, Demi Dzat yang jiwaku berada di Tangan-Nya, sungguh mereka lebih kenal hunian mereka di surga, daripada mereka kenal terhadap huniannya ketika di dunia." [HR Bukhori]

tidak ada ucapan sia-sia


لاَيَسْمَعُوْنَ فِيْهَا لَغْوًا وَّلاَ تَأْثِيْماً

25. Mereka tidak mendengar di dalamnya Perkataan yang sia-sia dan tidak pula Perkataan yang menimbulkan dosa,

إلاَّ قِيْلاً سَلاَماً سَلاَماً

26. Akan tetapi mereka mendengar Ucapan salam. [alwaqiah : 25-26]

Syaikh Abu Bakar Jabir Aljazairi berkata : yang dimaksud laghwan adalah kata-kata yang tidak menghasilkan kebaikan di akhirat dan tidak mengahsilkan dirham di dunia.
Syaikh Abdurrohman Nashir Assa’di berkata : karena aljannah adalah rumah yang thoyyib (baik) maka tidak terdengar kata-kata di dalamnya melainkan yang baik-baik pula. Ini menunjukkan akan luhurnya budi pekerti ahlul jannah di dalam ucapan di antara sesama penghuninya

tidak ada penderitaan

وعن أبي سعيد وأبي هريرة رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُما أن رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ قال إذا دخل أهل الجنة الجنة ينادي مناد إن لكم أن تحيوا فلا تموتوا أبداً، وإن لكم أن تصحوا فلا تسقموا أبداً، وإن لكم أن تشبوا فلا تهرموا أبداً، وإن لكم أن تنعموا فلا تبأسوا أبداً رَوَاهُ مُسْلِمٌ
.
Dari Abu Sa'id Al Khudri dan Abu Hurairah dari nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda: "Penyeru menyerukan: Sesungguhnya kalian hidup dan tidak mati selamanya, kalian sehat dan tidak sakit selamanya, kalian muda dan tidak tua selamanya, kalian bersenang-senang dan tidak akan bersedih selamanya. Itulah firmanNya 'azza wajalla:; Dan Itulah surga yang diwariskan kepada kamu disebabkan amal-amal yang dahulu kamu kerjakan." (Az Zukhruuf: 72) [HR Muslim]

tidak ada tidur

عن جابر رضى الله عنه قاَلَ سُئِلَ نَبِيُّ الله أيَناَمُ أهْلُ الْجَنَّةِ ؟ فَقاَلَ النَّوْمُ أخُو الْمَوْتِ وَأهْلُ الْجَنَّةِ لاَ يَناَمُوْنَ

Dari Jabir rodliyallohu anhu : nabiyulloh ditanya, apakah ahlul jannah tidur ? beliau menjawab : tidur adalah saudara kematian dan ahlul jannah tidak tidur
tidak mengeluarkan kotoran

وعن جابر رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قال، قال رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ يأكل أهل الجنة فيها ويشربون ولا يتغوطون ولا يمتخطون ولا يبولون؛ ولكن طعامهم ذاك جشاء كرشح المسك، يلهمون التسبيح والتكبير كما يلهمون النفس رَوَاهُ مُسْلِمٌ

Dari Jabir berkata: Aku mendengar nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda: "Sesungguhnya penghuni surga makan dan minum didalamnya, mereka tidak meludah, tidak kencing, tidak berak dan tidak ingusan." Mereka bertanya: Bagaimana dengan makanannya? Beliau menjawab: "Sendawa dan keringat seperti keringat minyak kesturi, mereka diilhami tasbih dan tahmid seperti kalian diilhami nafas." [HR Muslim]

Maroji’ :

Tafsir alquran al adzim, Ibnu Katsir
Aisaruttafasir, Syaikh Abu Bakar Aljazairi
Taisirul Karim Arrohman fi tafsiri kalamil Mannan, Syaikh Abdurrohman Nashir Assa’di