Wahai Pejabat Bermasalah, Mundurlah !

Wahai Pejabat Bermasalah, Mundurlah !

عَنْ جَابِرِ بْنِ سَمُرَةَ قَالَ شَكَا أَهْلُ الْكُوفَةِ سَعْدًا إِلَى عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ فَعَزَلَهُ وَاسْتَعْمَلَ عَلَيْهِمْ عَمَّارًا فَشَكَوْا حَتَّى ذَكَرُوا أَنَّهُ لَا يُحْسِنُ يُصَلِّي فَأَرْسَلَ إِلَيْهِ فَقَالَ يَا أَبَا إِسْحَاقَ إِنَّ هَؤُلَاءِ يَزْعُمُونَ أَنَّكَ لَا تُحْسِنُ تُصَلِّي قَالَ أَبُو إِسْحَاقَ أَمَّا أَنَا وَاللَّهِ فَإِنِّي كُنْتُ أُصَلِّي بِهِمْ صَلَاةَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا أَخْرِمُ عَنْهَا أُصَلِّي صَلَاةَ الْعِشَاءِ فَأَرْكُدُ فِي الْأُولَيَيْنِ وَأُخِفُّ فِي الْأُخْرَيَيْنِ قَالَ ذَاكَ الظَّنُّ بِكَ يَا أَبَا إِسْحَاقَ فَأَرْسَلَ مَعَهُ رَجُلًا أَوْ رِجَالًا إِلَى الْكُوفَةِ فَسَأَلَ عَنْهُ أَهْلَ الْكُوفَةِ وَلَمْ يَدَعْ مَسْجِدًا إِلَّا سَأَلَ عَنْهُ وَيُثْنُونَ مَعْرُوفًا حَتَّى دَخَلَ مَسْجِدًا لِبَنِي عَبْسٍ فَقَامَ رَجُلٌ مِنْهُمْ يُقَالُ لَهُ أُسَامَةُ بْنُ قَتَادَةَ يُكْنَى أَبَا سَعْدَةَ قَالَ أَمَّا إِذْ نَشَدْتَنَا فَإِنَّ سَعْدًا كَانَ لَا يَسِيرُ بِالسَّرِيَّةِ وَلَا يَقْسِمُ بِالسَّوِيَّةِ وَلَا يَعْدِلُ فِي الْقَضِيَّةِ قَالَ سَعْدٌ أَمَا وَاللَّهِ لَأَدْعُوَنَّ بِثَلَاثٍ اللَّهُمَّ إِنْ كَانَ عَبْدُكَ هَذَا كَاذِبًا قَامَ رِيَاءً وَسُمْعَةً فَأَطِلْ عُمْرَهُ وَأَطِلْ فَقْرَهُ وَعَرِّضْهُ بِالْفِتَنِ وَكَانَ بَعْدُ إِذَا سُئِلَ يَقُولُ شَيْخٌ كَبِيرٌ مَفْتُونٌ أَصَابَتْنِي دَعْوَةُ سَعْدٍ قَالَ عَبْدُ الْمَلِكِ فَأَنَا رَأَيْتُهُ بَعْدُ قَدْ سَقَطَ حَاجِبَاهُ عَلَى عَيْنَيْهِ مِنْ الْكِبَرِ وَإِنَّهُ لَيَتَعَرَّضُ لِلْجَوَارِي فِي الطُّرُقِ يَغْمِزُهُنَّ

Dari Jabir bin Samrah berkata, "Penduduk Kufah mengadukan Sa'd (bin Abu Waqash) kepada 'Umar. Maka 'Umar menggantinya dengan 'Ammar. Mereka mengadukan Sa'd karena dianggap tidak baik dalam shalatnya. Maka Sa'd dikirim kepada 'Umar dan ditanya, "Wahai Abu Ishaq, penduduk Kufah menganggap kamu tidak baik dalam shalat? " Abu Ishaq menjawab, "Demi Allah, aku memimpin shalat mereka sebagaimana shalatnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Tidaklah aku mengurangi sedikitpun dalam melaksanakan shalat 'Isya bersama mereka. Aku memanjangkan bacaan pada dua rakaat pertama dan aku pendekkan pada dua rakaat yang akhir. " 'Umar berkata, "wahai Abu Ishaq, kami juga menganggap begitu terhadapmu. " Kemudian 'Umar mengutus seorang atau beberapa orang bersama Sa'd ke Kufah. Orang itu kemudian bertanya kepada para penduduk tentang Sa'd, tidak ada satupun masjid yang dikunjungi tanpa menanyakan tentang Sa'd, mereka semua mengagumi Sa'd dan mengenalnya dengan baik. Hingga akhirnya sampai ke sebuah masjid milik bani 'Abs, lalu salah seorang dari mereka yang bernama Usamah bin Qatadah dengan nama panggilan Abu Sa'dah berkata, "Jika kalian minta pendapat kami, maka kami katakan bahwa Sa'd adalah seorang yang tidak memudahkan pasukan, bila membagi tidak sama dan tidak adil dalam mengambil keputusan. " Maka Sa'd berkata, "Demi Allah, sungguh aku akan berdo'a dengan tiga do'a; Ya Allah jika dia, hambamu ini, berdusta, dan mengatakan ini dengan maksud riya' atau sum'ah, maka panjangkanlah umurnya, panjangkanlah kefakirannya dan campakkanlah dia dengan berbagai fitnah. " Setelah beberapa masa kemudian, orang tersebut bila ditanya mengapa keadaannya jadi sengsara begitu, maka ia menjawab, "Aku orang tua renta yang terkena fitnah akibat do'anya Sa'd. " 'Abdul Malik berkata, "Aku sendiri melihat kedua alisnya telah panjang ke bawah menutupi kedua matanya, dan sungguh dia tersia-siakan saat berada di jalan-jalan. [HR Bukhori Muslim]

Di Indonesia, mencari orang yang berambisi mendapat kedudukan sangatlah mudah. Di saat mereka sudah mendapatkan cita-citanya, kitapun akan mudah mencari di antara mereka yang akhirnya dituntut mundur. Kursi yang begitu empuk menyebabkan mereka enggan meninggalkannya kendati tuntutan mundur begitu derasnya.

Kalau kemudian sering kita mendengar di mas media, bahwa demi memudahkan penyelidikan maka yang bersangkutan dinon aktifkan untuk sementara, maka hal ini sebenarnya sudah dilakukan oleh Umar bin Khothob terhadap gubernurnya yaitu Sa’ad bin Abi Waqosh.

Saad Bin Abi Waqosh adalah seorang sahabat yang masuk jajaran al ‘asyroh almubasy syiruuna bil jannah (10 orang yang dijamin pasti masuk aljannah). Iapun termasuk assabiqunal awwalun (orang-orang yang pertama-tama masuk islam). Ia juga dikenal telah mengikuti hampir seluruh peperangan bersama rosululloh shollallohu alaihi wasallam. Bahkan Kufah yang akhirnya ia menjabat gubernur di sana adalah kota yang ditaklukkan oleh pasukan yang dipimpin Sa’ad bin Abi Waqosh. Dan tidak boleh dilupakan bahwa rosululloh shollallohu alaihi wasallam pernah berdoa khusus untuknya dimana beliau memohon kepada Alloh agar setiap doa yang dipanjatkannya senantiasa terkabul sebagaimana dalam sebuah riwayat disebutkan :

اللهمَّ اسْتَجِبْ لِسَعْدٍ إذَا دَعاَكَ

Ya Alloh, kabulkan untuk Sa’ad bila dia berdoa kepadaMu [HR Tirmidzi, Ibnu Hibban dan Alhakim]

Dalam riwayat panjang di atas menceritakan ketika Umar bin Khothob sebagai kholifah mendapatkan pengaduan dari sebagian penduduk Kufah bahwa gubernurnya yaitu Sa’ad bin Abi Waqosh tidak bagus sholatnya. Demi mendengar pengaduan tersebut maka Umar segera mencopot jabatannya dengan digantikan oleh Ammar bin Yasir. Padahal saat itu amirul mukminin belum menerjunkan tim investisigasi, artinya pemecatan yang menimpa sa’ad murni hanya dari laporan semata. Oleh karena itu Ibnu Hajr Al Atsqolani berkata :

جواز عزل الإمام بعض عماله إذا شكى إليه وإن لم يثبت عليه شيئ إذا اقتضت ذالك المصلحة

Diperkenankan bagi pemimpin untuk memecat sebagian pejabatnya bila datang pengaduan kepadanya meskipun belum jelas kebenarannya bila hal itu menimbulkan maslahat.
Demikianlah dengan ketundukan tanpa diiringi sakit hati kepada kholifah, maka Sa’ad menyerahkan jabatannya kepada Ammar. Lalu bagaimana dengan para pejabat sekarang ? Mereka tutup telinga, bahkan tak sungkan untuk mencalonkan diri untuk periode selanjutnya padahal catatan buruknya sudah tersingkap sementara masyarakat sudah muak melihatnya.

Maroji’ : fathul bari, ibnu Hajar Al Atsqolani 2/298