Pelaksanaan hukuman dengan hukuman lain yang lebih ringan
Pelanggaran-pelanggaran dalam islam terkadang menyebabkan pelakunya harus melaksanakan kifarot. Dengan kasih sayang Alloh kepada hambaNya, hukuman Alloh tetapkan dengan berbagai pilihan sehingga bisa saja hukuman yang begitu berat bisa berubah menjadi hukuman yang lebih ringan. Diantaranya :
1. Kifarot bersetubuh di siang hari bulan romadlon
Persetubuhan di siang hari bulan romadlon adalah pelanggaran yang teramat berat. Sehingga hukumannyapun sebanding dengan kesalahannya. Dua bulan shoum secara berturut-turut harus dilakukan sebagai penebus dosa. Manakala hal ini tidak mampu dilaksanakan maka dapat diganti dengan membebaskan budak. Di saat harga budak sangat tinggi atau budak sulit didapatkan bahkan sama sekali tidak ada seperti jaman sekarang maka memberi makan sejumlah 60 fakir miskin adalah hukuman yang paling ringan. Akan tetapi bila ternyata yang bersangkutan adalah orang miskin, sungguh Alloh Maha Pengampun sehingga membebaskan dari semua tuntutan sebagaimana hadits di bawah ini :
َوَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: ( جَاءَ رَجُلٌ إِلَى اَلنَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فَقَالَ: هَلَكْتُ يَا رَسُولَ اَللَّهِ. قَالَ: وَمَا أَهْلَكَكَ ? قَالَ: وَقَعْتُ عَلَى اِمْرَأَتِي فِي رَمَضَانَ، فَقَالَ: هَلْ تَجِدُ مَا تَعْتِقُ رَقَبَةً ? قَالَ: لَا قَالَ: فَهَلْ تَسْتَطِيعُ أَنْ تَصُومَ شَهْرَيْنِ مُتَتَابِعَيْنِ ? قَالَ: لَا قَالَ : فَهَلْ تَجِدُ مَا تُطْعِمُ سِتِّينَ مِسْكِينًا ? قَالَ: لَا, ثُمَّ جَلَسَ, فَأُتِي اَلنَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم بِعَرَقٍ فِيهِ تَمْرٌ. فَقَالَ: تَصَدَّقْ بِهَذَا , فَقَالَ: أَعَلَى أَفْقَرَ مِنَّا? فَمَا بَيْنَ لَابَتَيْهَا أَهْلُ بَيْتٍ أَحْوَجُ إِلَيْهِ مِنَّا, فَضَحِكَ اَلنَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم حَتَّى بَدَتْ أَنْيَابُهُ، ثُمَّ قَالَ:اذْهَبْ فَأَطْعِمْهُ أَهْلَكَ
Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu berkata: Ada seorang laki-laki menghadap Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, lalu berkata: Wahai Rasulullah, aku telah celaka. Beliau bertanya : "Apa yang mencelakakanmu?" Ia menjawab : Aku telah mencampuri istriku pada saat bulan Ramadhan. Beliau bertanya: "Apakah engkau mempunyai sesuatu untuk memerdekakan budak ?" ia menjawab : Tidak. Beliau bertanya : "Apakah engkau mampu shaum dua bulan berturut-turut?" Ia menjawab: Tidak. Lalu ia duduk, kemudian Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam memberinya sekeranjang kurma seraya bersabda: "Bersedekahlan denan ini." Ia berkata : "Apakah kepada orang yang lebih fakir daripada kami? Padahal antara dua batu hitam di Madinah tidak ada sebuah keluarga pun yang lebih memerlukannya daripada kami. Maka tertawalah Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam sampai terlihat gigi siungnya, kemudian bersabda : "Pergilah dan berilah makan keluargamu dengan kurma itu." [HR Bukhori Muslim]
2. Kifarot nadzar dan sumpah
Nadzar adalah : sikap seorang muslim yang mewajibkan dirinya melaksanakan ketaatan kepada Alloh seperti ucapan seseorang “ karena Alloh saya akan menunaikan shoum pada suatu hari. Biasanya hal ini dilakukan manakala dirinya memiliki hajat tertentu yang sangat berharap untuk terwujud.
Bila tidak dilaksanakan nadzar tersebut karena sesuatu maka wajib baginya membayar kifarot.
Sumpah sering disebut di kitab-kitab fiqh dengan yamin. Sumpah yang menyebabkan berlakunya kifarot dinamakan yamin ghumus. Ia bermakna : sumpahnya seseorang dengan menyebut nama Alloh dengan tujuan untuk berdusta, hal ini diterangkan oleh nabi shollallohu alaihi wasallam :
َوَعَنْ عَبْدِ اَللَّهِ بْنِ عَمْرِوٍ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ: ( جَاءَ أَعْرَابِيٌّ إِلَى اَلنَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فَقَالَ: يَا رَسُولَ اَللَّهِ! مَا اَلْكَبَائِرُ ? فَذَكَرَ اَلْحَدِيثَ, وَفِيهِ قُلْتُ: وَمَا اَلْيَمِينُ اَلْغَمُوسُ ? قَالَ: اَلَّذِي يَقْتَطِعُ مَالَ امْرِئٍ مُسْلِمٍ, هُوَ فِيهَا كَاذِبٌ ) أَخْرَجَهُ اَلْبُخَارِيُّ
Abdullah Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu berkata : Seorang Arab Badui menemui Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam dan bertanya : Wahai Rasulullah, apakah dosa-dosa besar itu? -perawi melanjutkan hadits dan di dalamnya disebutkan- "Sumpah palsu." Dalam hadits itu aku bertanya : Apa itu sumpah palsu ? Beliau bersabda : "Sumpah yang digunakan untuk mengambil harta orang muslim, padahal ia bohong." [HR Bukhori]
Nadzar yang tidak ditepati dan sumpah dengan tujuan berbohong keduanya dikenakan sangsi yang sama sebagaimana sabda nabi shollallohu alaihi wasallam :
َوَعَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( كَفَّارَةُ اَلنَّذْرِ كَفَّارَةُ يَمِينٍ ) رَوَاهُ مُسْلِمٌ وَزَادَ اَلتِّرْمِذِيُّ فِيهِ: ( إِذَا لَمْ يُسَمِّ ) وَصَحَّحَه
Dari Uqbah Ibnu Amir Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda : "Kafarat nadzar adalah (sama dengan) kafarat sumpah [HR Muslim]
Adapun kifarot bagi keduanya adalah : memberikan makan kepada 10 orang miskin atau memberi pakaian dengan jumlah yang sama atau membebaskan budak. Menurut Sayid Sabiq, ketiganya bisa dipilih sesuai dengan keinginan yang akan menunaikannya. Bila tidak mampu juga maka Alloh memberikan keringanan dengan shoum tiga hari. Hal ini terangkum dalam firman Alloh :
لاَ يُؤَاخِذُكُمُ الله باللَّغْوِ فِى أيْماَنِكُمْ وَلكِنْ يُؤَاخِذُكُمْ بِماَ عَقَّدْتُمُ الأَيْماَنَ فَكَفَّارَتُهُ إطْعاَمُ عَشَرَة مَسَاكِيْنَ مِنْ أوْسَطِ ماَتُطْعِمُوْنَ أهْلِيْكُمْ أوْ كِسْوَتُهُمْ أوْ تَحْرِيْرُ رَقَبَةٍ فَمَنْ لَمْ يَجِدْ فَصِياَمُ ثَلاَثَةِ أياَّمٍ ذَالِكَ كَفاَّرَةُ أيْماَنِكُمْ إذَا حَلَفْتُمْ وَاحْفَظُوْا أيْماَنَكُمْ
3. Hukuman bagi pembunuh
Pembunuhan adalah kejahatan besar karena pelakunya telah melakukan kesalahan kepada tiga pihak. Yang pertama adalah Alloh karena dialah yang berhak menghidupkan dan mematikan. Pembunuhan berarti merampas hak Alloh. Yang kedua adalah ahli waris. Dengan pembunuhan, bisa saja seorang anak menjadi yatim dan istri menjadi janda. Kebahagiaan mereka hilang karena menimpa orang yang sangat mereka cintai. Yang ketiga kepada korban.
Tidak aneh bila Alloh menjadikan qishosh sebagai cara menyelesaikan kasus ini. Sungguh betapa berat hukuman ini. Akan tetapi kasih sayang Alloh menyebabkan sang pelaku dapat lolos dari ancaman yang menakutkan ini dengan cara membayar diyat bila ahli waris memaafkan sebagaimana firman Alloh :
يأيُّهاَ الَّذِيْنَ امَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِصاَصُ فِى الْقَتْلَى .... فَمَنْ عُفِيَ لَهُ مِنْ أخِيْهِ شَيْئٌ فاتِّباَعٌ بالْمَعْرُوْفِ وَأدَاءٌ إلَيْهِ بِإِحْساَنٍ ذَالِكَ تَخْفِيْفٌ مِنْ رَبٍِّكُمْ وَرَحْمَةٌ
Ayat ini selaras dengan hadits di bawah ini :
َعَنْ أَبِي بَكْرٍ بْنِ مُحَمَّدٍ بْنِ عَمْرِوِ بْنِ حَزْمٍ, عَنْ أَبِيهِ, عَنْ جَدِّهِ رضي الله عنه أَنَّ اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم كَتَبَ إِلَى أَهْلِ اَلْيَمَنِ فَذَكَرَ اَلْحَدِيثَ, وَفِيهِ: ( أَنَّ مَنْ اِعْتَبَطَ مُؤْمِنًا قَتْلاً عَنْ بَيِّنَةٍ, فَإِنَّهُ قَوَدٌ, إِلَّا أَنْ يَرْضَى أَوْلِيَاءُ اَلْمَقْتُولِ, وَإِنَّ فِي اَلنَّفْسِ اَلدِّيَةَ مِائَةً مِنْ اَلْإِبِلِ, وَفِي اَلْأَنْفِ إِذَا أُوعِبَ جَدْعُهُ اَلدِّيَةُ, وَفِي اَللِّسَانِ اَلدِّيَةُ, وَفِي اَلشَّفَتَيْنِ اَلدِّيَةُ, وَفِي اَلذِّكْرِ اَلدِّيَةُ, وَفِي اَلْبَيْضَتَيْنِ اَلدِّيَةُ, وَفِي اَلصُّلْبِ اَلدِّيَةُ, وَفِي اَلْعَيْنَيْنِ اَلدِّيَةُ, وَفِي اَلرِّجْلِ اَلْوَاحِدَةِ نِصْفُ اَلدِّيَةِ, وَفِي الْمَأْمُومَةِ ثُلُثُ اَلدِّيَةِ, وَفِي اَلْجَائِفَةِ ثُلُثُ اَلدِّيَةِ, وَفِي اَلْمُنَقِّلَةِ خَمْسَ عَشْرَةَ مِنْ اَلْإِبِلِ, وَفِي كُلِّ إِصْبَعٍ مِنْ أَصَابِعِ اَلْيَدِ وَالرِّجْلِ عَشْرٌ مِنْ اَلْإِبِلِ, وَفِي اَلسِّنِّ خَمْسٌ مِنْ اَلْإِبِلِ وَفِي اَلْمُوضِحَةِ خَمْسٌ مِنْ اَلْإِبِلِ, وَإِنَّ اَلرَّجُلَ يُقْتَلُ بِالْمَرْأَةِ, وَعَلَى أَهْلِ اَلذَّهَبِ أَلْفُ دِينَارٍ ) أَخْرَجَهُ أَبُو دَاوُدَ فِي اَلْمَرَاسِيلِ وَالنَّسَائِيُّ, وَابْنُ خُزَيْمَةَ, وَابْنُ اَلْجَارُودِ, وَابْنُ حِبَّانَ, وَأَحْمَدُ, وَاخْتَلَفُوا فِي صِحَّتِهِ
Dari Abu Bakar Ibnu Muhammad Ibnu Amar Ibnu Hazem, dari ayahnya, dari kakeknya Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah mengirim surat kepada penduduk Yaman -dan dalam hadits itu disebutkan- "Bahwa barangsiapa yang secara nyata membunuh seorang mukmin dengan sengaja maka ia harus dibunuh, kecuali ahli waris yang terbunuh rela; diyat (denda) membunuh jiwa ialah seratus unta; hidung yang dipotong habis ada diyatnya ; dua buah mata ada diyatnya; lidah ada diyatnya; dua buah bibir ada diyatnya; kemaluan ada diyatnya; dua biji penis ada diyatnya; tulang belakang ada diyatnya; kaki sebelah diyatnya setengah; ubun-ubun diyatnya sepertiga; luka yang mendalam diyatnya sepertiga; pukulan yang menggeser tulang diyatnya lima belas unta; setiap jari-jari tangan dan kaki diyatnya sepuluh unta; gigi diyatnya lima unta; luka hingga tulangnya tampak diyatnya lima unta; laki-laki yang dibunuh karena membunuh seorang perempuan, bagi orang yang biasa menggunakan emas dapat membayar seribu dinar." Riwayat Abu Dawud dalam hadits-hadits mursal, Nasa'i, Ibnu Khuzaimah, Ibnu al-Jarud, Ibnu Hibban, dan Ahmad. Mereka berselisih tentang shahih tidaknya hadits tersebut.
Kifarot meninggalkan wajib haji atau pelanggaran dalam manasik
Syaikh Sa’id bin Ali bin Wahf Alqohthoni menerangkan tentang macam-macam pelanggaran dan penebusnya :
• Membayar fidyah karena mencabut rambut, memotong kuku, menutupi kepala bagi kaum laki-laki, mengenakan baju yang berjahit, memakai kaos tangan, wanita yang berniqob (penutup muka) dan memakai minyak wangi
Pelanggaran seperti di atas menyebabkan pelakunya dikenakan hukuman berupa menyembelih kambing yang dibagikan bagi orang fakir yang ada di tanah harom atau membagikan makanan kepada sepuluh orang fakir masing-masing setengah sho’ atau shoum tiga hari.
• Melakukan persetubuhan yang menyebabkan wajibnya mandi. Bila persetubuhan dilakukan sebelum tahallul awal maka hajinya dinyatakan rusak dan wajib baginya menyembelih onta yang dibagikan kepada penduduk Mekah Almukarromah, selanjutnya ia harus menyempurnakan manasiknya.
Adapun bila persetubuhan terjadi setelah tahallul awal maka hajinya dinyatakan syah akan tetapi ia dikenakan kewajiban untuk menyembelih seekor kambing
• Dosa bagi yang berburu, bisa saja ia menyembelih binatang yang serupa lalu membagikannya kepada penduduk Mekah yang fakir atau menakar harga binatang lalu dikeluarkan berupa makanan bagi orang miskin dimana masing-masing orang mendapat setengah sho’ atau ia menunaikan shoum sebagai pengganti memberi makan dimana satu orang miskin dinilai sehari shoum.
• Percumbuan yang didadasari syahwat tanpa melakukannya di farji seperti ciuman, beradu paha, menyentuh dan lainnya baik keluar air mani atau tidak maka ia dinilai telah melakukan pelanggaran ihrom. Hajinya tetap dinilai syah akan tetapi ia harus beristighfar. Sebagian ulama ada yang berpendapat agar yang bersangkutan menyembelih kambing atau memberi makan kepada enam orang fakir dengan kadar setengah sho’ bagi tiap-tiap penerima atau atau shoum tiga hari. Demi kehati-hatian, menyembelih kambing jauh lebih baik.
maroji' :
Minhajul Muslim, Syaikh Abu Bakar Jabir Aljazairi hal 429
Fiqh Sunnah, Sayyid Sabiq 3/116
Mursyidul Mu’tamir Walhajj Wazzaair, Syaikh Sa’id bin Ali bin Wahf Alqohthoni hal 60-67