(34) Menjadi Tawanan Setan
وَمَنْ يَعْشُ عَنْ ذِكْرِ الرّحْمن نُقَيِّضْ لَهُ شَيطاَناً هَهُوَ لَهُ قَرِيْنٌ
Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan yang Maha Pemurah (Al Quran), Kami adakan baginya syaitan (yang menyesatkan) Maka syaitan Itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya. [azzukhruf : 36]
Seorang yang menjadi tawanan musuh maka hidupnya akan terhina, terkungkung tidak bisa berbuat sesuatu selain menuruti pihak yang menawannya. Terlebih bila yang menawannya adalah setan. Ia kan menjadi budak nafsu, menuruti semua keinginannya.
Berbeda jauh dengan orang yang berada di atas ketaatan. Ia dilindungi Alloh, hidupnya bebas karena hanya Allohlah yang mengaturnya. Punya pengharapan baik di akhirat yang tidak dimiliki oleh para budak nafsu. Oleh karena itu rosululloh shollallohu alaihi wasallam mengingatkan :
عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ أَنَّ نَبِيَّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ الشَّيْطَانَ ذِئْبُ الْإِنْسَانِ كَذِئْبِ الْغَنَمِ يَأْخُذُ الشَّاةَ الْقَاصِيَةَ وَالنَّاحِيَةَ فَإِيَّاكُمْ وَالشِّعَابَ وَعَلَيْكُمْ بِالْجَمَاعَةِ وَالْعَامَّةِ وَالْمَسْجِدِ
Dari Mu'adz bin Jabal, bahwa Nabi Shallallahu'alaihiwasallam bersabda : Setan adalah serigala bagi manusia laksana serigala bagi kambing yang terlepas dan tersingkir. Karena itu janganl ah kalian bercerai berai, kalian harus bersama jamaah, orang banyak dan masjid [HR Ahmad]
Maroji’ : adda’ waddawa’ hal 119