(3)Terpaksa
Inilah yang terjadi pada diri Amar bin Yasir. Disaat ditangkap orang-orang musyrik dan mendapat siksaan yang teramat berat dengan tujuan untuk mengembalikan dirinya kepada kekafiran, di situlah Amar bin Yasir dengan terpaksa mengikuti keinginan mereka dengan mencela rosululloh shollallohu alaihi wasallam dan memuji-muji patung-patung sesembahan masyarakat kafir quraisy. Akhirnya merekapun melepaskannya.
Ketika Amar bertemu dengan rosululloh untuk menanyakan apa yang telah ia perbuat, nabi shollallohu alaihi wasallam bertanya : bagaimana kondisi hatimu saat itu ? Amar menjawab : dalam keadaan tetap beriman. Beliau bersabda : bila mereka memaksamu lagi maka ulangilah apa yang telah engkau perbuat.
Oleh karena itu para ulama sepakat bahwa orang yang kafir karena di bawah tekanan, diperbolehkan bagi dirinya untuk memeilih jalan selamat dengan mengikuti keinginan mereka atau siap mati dengan menolak intimidasi orang kafir sebagaimana yang telah dilakukan oleh Bilal bin Robah yang tetap teguh meskipun batu besar ditimpakan pada badannya sementara mulutnya tetap mengucapkan “ ahad, ahad “
Dari peristiwa Amar bin Yasir inilah akhirnya Alloh menurunkan ayat :
مَنْ كَفَرَ بِاللهِ مِنء بَعْدِ إيْماَنِهِ إلاَّ مَنْ أكْرِهَ وَقَلْبُهُ مُطْمَئِنٌّ بِالإِيْماَنِ
.......
Barangsiapa yang kafir kepada Allah sesudah Dia beriman (dia mendapat kemurkaan Allah), kecuali orang yang dipaksa kafir Padahal hatinya tetap tenang dalam beriman (dia tidak berdosa), [annahl : 106]
Maroji’ : tafsir ibnu Katsir 2/715