Taqlid (ikut-ikutan)
Syaikh Abu Bakar Jabir Aljazairi berkata :
التَّقْلِيْدُ هُوَ قُبُوْلُ الْحُكْمِ بِلاَ دَلِيْلٍ وَلاَ حَجَّةٍ
Taklid adalah : menerima hukum tanpa didasari oleh dalil dan hujah
Perbuatan maksiat semacam judi, merokok, mabuk dan lainnya diikuti, bermula dari sekedar sikap ikut-ikutan. Gaya berpakaian yang seronok, gaya hidup yang hedonis dan penampilam keseharian digandrungi dan ditiru dari para artis yang menjadi penutan. Tontonan televisi yang akhirnya menjadi tuntunan semakin memperkuat sikap taklid dari masyarakat.
Pada jaman dahulu, manusia menolak dakwah para rosul lebih disebabkan sikap taklid mereka kepada para leluhur meskipun mereka tidak mengetahui hakekat dari budaya yang mereka bela. Alloh berfirman :
وَإذَا قِيْلَ لَهُمُ اتَّبِعُوْا ماَ أنْزَلَ الله قاَلُوْا بَلْ نَتَّبِعُ ماَ ألْفَيْنَا عَلَيْهِ ءَابَاءَناَ أوَ لَوْكاَنَ ءَبَاؤُهُمْ لاَ يَعْقِلُوْنَ شَيْئاً وَلاَ يَهْتَدُوْنَ
Dan apabila dikatakan kepada mereka : Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah, mereka menjawab : (Tidak), tetapi Kami hanya mengikuti apa yang telah Kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami. (Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk ? [albaqoroh : 170]
Syaikh Abu Bakar Jabir Aljazairi berkata : ayat ini mengharamkan sikap taklid kepada orang yang tidak berilmu dan tidak memiliki bashiroh dalam agama.
Maroji’ : aisaruttafaasir, Syaikh Abu Bakar Jabir Aljazairi hal 82