Berdosa Dan Berbohong

Seorang pencuri berbohong di hadapan polisi, sering kita jumpai. Akan tetapi bila anda mendengar orang kafir masih sempat berbohong di hadapan Alloh atas perbuatan syirik yang selama ini dia lakukan di dunia, inilah perkara yang sangat mengherankan. Bagaimana tidak ? Syirik adalah dosa terbesar, sementara pihak yang dia bohongi adalah Dzat Yang Maha Mengetahui terhadap apa yang Nampak dan yang tersembunyi. Hal inilah yang Alloh terangkan dalam firmannya :

وَيَوْمَ نَحْشُرُهُمْ جَمِيْعاً ثُمَّ نَقُوْلُ لِلَّذِيْنَ أشْرَكُوْا أيْنَ شُرَكَاءُكُمْ الَّذِيْنَ كُنْتُمْ تَزْعُمُوْنَ ثُمَّ لَمْ تَكُنْ فِتْنَتُهُمْ إلاَّ أنْ قاَلُوْا وَالله رَبِّناَ ماَ كُنَّا مُشْرِكِيْنَ أنْظُرْ كَيْفَ كَذَبُوْا عَلَى أنْفُسِهِمْ وَضَلَّ عَنْهُمْ مَّا كَانُوْا يَفْتَرُوْنَ

22. Dan (ingatlah), hari yang di waktu itu Kami menghimpun mereka semuanya kemudian Kami berkata kepada orang-orang musyrik : Di manakah sembahan-sembahan kamu yang dulu kamu katakan (sekutu-sekutu) kami ?
23. Kemudian Tiadalah fitnah mereka, kecuali mengatakan : Demi Allah, Tuhan Kami, Tiadalah Kami mempersekutukan Allah
24. Lihatlah bagaimana mereka telah berdusta kepada diri mereka sendiri dan hilanglah daripada mereka sembahan-sembahan yang dahulu mereka ada-adakan [al an’am : 22-24]

Syaikh Abu Bakar Jabir Aljazairi berkata : mereka berlepas diri dari perbuatan syirik ketika mereka melihat Alloh mengampuni dosa-dosa orang-orang bertauhid …… orang-orang musyrik berkata : sesungguhnya rob kita mengampuni semua dosa, akan tetapi tidak tidak mengempuni dosa syirik, oleh karena itu marilah kita mengatakan “ Demi Alloh, wahai Rob kami, dulu kami tidak melakukan perbuatan syirik “

Demikianlah karakter kebohongan mereka. Kalau kita gabung maka kita akan menemukan kesimpulan bahwa kebohongan orang kafir sudah ada sejak di dunia dan akan mereka lanjutkan ketika mereka berada di akhirat, sebagaimana firman Alloh

يُخَادِعُوْنَ الله وَالَّذِيْنَ ءَامَنُوْا
.....
Mereka menipu Alloh dan orang-orang beriman [albaqoroh : 9]

Kalau kepada Alloh saja mereka berani melakukan kebohongan, lalu bagaimana kepada kita ?

Maroji’ : Aisaruttafasir, Syaikh Abu Bakar Jabir Aljazairi hal 383