1. Istighfar
Imam Muslim membuat judul dalam kitab shohihnya “ Baabu Suquuthidz Dzunuubi Bil Istighfar Taubatan “ (Bab Gugurnya Dosa Dengan Istighfar Dengan Niat Taubat). Beliau tampilkan hadits :
عَنْ أَبِي أَيُّوبَ الْأَنْصَارِيِّ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ لَوْ أَنَّكُمْ لَمْ تَكُنْ لَكُمْ ذُنُوبٌ يَغْفِرُهَا اللَّهُ لَكُمْ لَجَاءَ اللَّهُ بِقَوْمٍ لَهُمْ ذُنُوبٌ يَغْفِرُهَا لَهُمْ
Dari Abu Ayyub Al Anshari dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda : Seandainya kamu sekalian tidak mempunyai dosa sedikit pun yang patut diampuni Allah, niscaya Allah akan mendatangkan suatu kaum yang melakukan dosa untuk diberikan ampunan bagi mereka. [HR Muslim dan Tirmidzi]
Istighfar yang menjadi kebiasan rosululloh shollallohu alaihi wasallam adalah 3 kali setelah mengucapkan salam dari sholat atau dalam riwayat lain beliau mengucapkan istighfar dalam setiap harinya antara 70 hingga 100 kali. Dan Sebaik-baik istighfar adalah ucapan sayyidul istighfar :
وَعَنْ شَدَّادِ بْنِ أَوْسٍ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( سَيِّدُ اَلِاسْتِغْفَارِ أَنْ يَقُولَ اَلْعَبْدُ اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اِسْتَطَعْتُ أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي فَاغْفِرْ لِي; فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ اَلذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ
Dari Syaddad Ibnu Aus Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda : Permohonan ampunan (istighfar) yang paling utama ialah seorang hamba membaca (artinya = Ya Allah Engkaulah Tuhanku tidak ada Tuhan selain Engkau yang telah menciptakan diriku aku hamba-Mu aku selalu berada dalam ikatan-Mu dan perjanjian-Mu selama aku mampu aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan yang aku perbuat aku mengaku kepada-Mu dengan dosaku maka ampunilah aku sebab tiada yang akan mengampuni dosa selain Engkau)" [HR Bukhori]
2. Amal sholih
Menyaingi amal buruk dengan amal sholih adalah solusi untuk menghapus dosa karena Alloh memberi kaedah :
إنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْتَ السَّيِّئَاتِ
Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk [hud : 114]
Ayat di atas diperjelas oleh beberapa hadits di antaranya :
عَنْ عُثْمَانَ قَالَ إِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَا يَتَوَضَّأُ رَجُلٌ مُسْلِمٌ فَيُحْسِنُ الْوُضُوءَ فَيُصَلِّي صَلَاةً إِلَّا غَفَرَ اللَّهُ لَهُ مَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الصَّلَاةِ الَّتِي تَلِيهَا
Dari Utsman bin Affan : Sesungguhnya aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : Tidaklah seorang laki-laki muslim berwudlu, lalu memperbagus wudlunya, lalu melakukan shalat, melainkan pasti Allah mengampuni dosanya antara dia dan shalat sesudahnya [HR Muslim]
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُولُ الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ وَالْجُمْعَةُ إِلَى الْجُمْعَةِ وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ مُكَفِّرَاتٌ مَا بَيْنَهُنَّ إِذَا اجْتَنَبَ الْكَبَائِرَ
Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : Shalat lima waktu dan shalat Jum'at ke Jum'at berikutnya, dan Ramadlan ke Ramadlan berikutnya adalah penghapus untuk dosa antara keduanya apabila dia menjauhi dosa besar [HR Muslim]
3. Musibah
وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا يُصِيبُ الْمُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ وَلَا وَصَبٍ وَلَا هَمٍّ وَلَا حُزْنٍ وَلَا أَذًى وَلَا غَمٍّ حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا إِلَّا كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ
Dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda : Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu penyakit dan keletihan, kehawatiran dan kesedihan, dan tidak juga gangguan dan kesusahan bahkan duri yang melukainya melainkan Allah akan menghapus kesalahan-kesalahannya. [HR Bukhori dan Muslim]
Ibnu Hajar Al Atsqolani menerangkan bahwa musibah yang menimpa seseorang berfungsi tiga, yaitu : hukuman atas perbuatan dosa, ampunan atas dosa dan mengangkat derajat
4. Hukum hudud
Pencuri yang dipotong tangannya, pezina yang dirajam, dera bagi pemabuk dan lainnya cukup menjadi sarana terhapusnya dosa sebagaimana sebuah riwayat tentang wanita dari Juhainah yang dihukum rajam hingga mati, oleh rosululloh shollallohu alaihi wasallam dikomentari :
لَقَدْ تَابَتْ تَوْبَةً لَوْ قُسِمَتْ بَيْنَ سَبْعِينَ مِنْ أَهْلِ الْمَدِينَةِ لَوَسِعَتْهُمْ وَهَلْ وَجَدْتَ تَوْبَةً أَفْضَلَ مِنْ أَنْ جَادَتْ بِنَفْسِهَا لِلَّهِ تَعَالَى
Sungguh, dia telah bertaubat kalau sekiranya taubatnya dibagi-bagikan kepada tujuh puluh orang penduduk Madinah, pasti taubatnya akan mencukupi mereka semua. Adakah taubat yang lebih utama daripada menyerahkan nyawa kepada Allah Ta'ala secara ikhlas [HR Muslim]
Syaikh Mushthofa Albugho berkata : hukuman dunia akan menghapus dosa bila disertai dengan penyesalan dan taubat.
5. Tauhid
Diriwayatkan dari Abu Said Al Khudri Radhiallahu’anhu bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda :
قال موسى يا رب، علمني شيئا أذكرك وأدعوك به، قال : قل يا موسى : لا إله إلا الله، قال : يا رب كل عبادك يقولون هذا، قال موسى : لو أن السموات السبع وعامرهن – غيري – والأرضين السبع في كفة، ولا إله إلا الله في كفـة، مالت بهـن لا إله إلا الله
Musa berkata : Ya Rabb, ajarkanlah kepadaku sesuatu untuk mengingatMu dan berdoa kepadaMu, Allah berfirman : Ucapkan hai Musaلا إله إلا الله , Musa berkata : Ya Rabb, semua hambaMu mengucapkan itu”, Allah menjawab :” Hai Musa, seandainya ketujuh langit serta seluruh penghuninya, selain Aku, dan ketujuh bumi diletakkan dalam satu timbangan dan kalimatلا إله إلا الله diletakkan dalam timbangan yang lain, niscaya kalimatلا إله إلا الله lebih berat timbangannya.” (HR. Ibnu Hibban, dan Imam Hakim sekaligus menshohehkannya).
Imam Tirmidzi meriwayatkan hadits (yang menurut penilaiannya hadits itu hasan) dari Anas bin Malik Radhiallahu’anhu ia berkata aku mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda :
قال الله تعالى : يا ابن آدم، لو أتيتني بقراب الأرض خطايا، ثم لقيتني لا تشرك بي شيئا، لأتيتك بقرابها مغفرة
Allah Subhanahu wata’ala berfirman : Hai anak Adam, jika engkau datang kepadaKu dengan membawa dosa sejagat raya, dan engkau ketika mati dalam keadaan tidak menyekutukanKu dengan sesuatupun, pasti Aku akan datang kepadamu dengan membawa ampunan sejagat raya pula.
Ibnu Rojab Alhanbali mengomentari dua riwayat di atas dengan mengatakan : bila sempurna tauhid seseorang dan keihklasannya (kemurnian ketaatannya) kepada Alloh dengan memenuhi syarat-syaratnya dengan hati, lisan dan amal anggota badan atau ia membawa amal tauhid dengan lesan dan hatinya di saat kematian maka wajib baginya mendapat ampunan atas seluruh dosa masa lalu. Iapun terhindar dari neraka …..
Maroji’ :
Fathul Majid, Syaikh Abdurrohman Alu Syaikh hal 44
Fathul Bari, Ibnu Hajar Al Atsqolani 10/123
Nuzhatul Muttaqin, Syaikh Mushthofa Albugho 1/45