Tempat itu bernama aljannah, berdasarkan informasi dari Alloh :
لاَ يَسْمَعُوْنَ فِيْهاَ لَغْواً إلاَّ سَلاَماً وَلَهُمْ رِزْقُهُمْ فِيْهاَ بُكْرَةً وَعَشِيًّا
Mereka tidak mendengar Perkataan yang tak berguna di dalam syurga, kecuali Ucapan salam. bagi mereka rezkinya di syurga itu tiap-tiap pagi dan petang. [maryam : 62]
لاَ يَسْمَعُوْنَ فِيْهاَ لَغْواً وَّ لاَ تَأْثِيْماً إلاَّ قِيْلاً سَلاَماً سَلاَماً
25. Mereka tidak mendengar di dalamnya Perkataan yang sia-sia dan tidak pula Perkataan yang menimbulkan dosa,
26. Akan tetapi mereka mendengar Ucapan salam [alwaqiah : 25-26]
لاَ يَسْمَعُوْنَ فِيْهاَ لَغْواً وَّ لاَ كِذَّاباً
Di dalamnya mereka tidak mendengar Perkataan yang sia-sia dan tidak (pula) Perkataan dusta. [annaba’ : 35]
لاَ تَسْمَعُ فِيْهاَ لاَ غِيَةً
Tidak kamu dengar di dalamnya Perkataan yang tidak berguna. [alghosyiyah : 11]
Syaikh Abdurrohman Nashir Assa’di berkata : mereka penghuni aljannah tidak akan mendengar perkataan sia-sia di jannatunna’im, tidak juga perkataan yang kosong dari faidah dan tidak pula perkataan yang mendatangkan dosa bagi penghuninya. Hal itu disebabkan karena aljannah adalah tempat tinggal orang-orang baik oleh karena itu tidak ada di dalamnya selain kebaikan. Ini merupakan bukti akan agungnya akhlaq penghuni aljannah dalam obrolan sesama mereka. Ucapan mereka adalah sebaik-baik ucapan, membuat tentram di hati dan selamat dari kesia-siaan. Kita berdoa semoga Alloh memberi karunia itu kepada kita.
Syaikh Abu Bakar Jabir Aljazairi berkata : mereka penghuni aljannah memiliki perkataan yang baik karena mereka senantiasa bergaul dengan malaikat, mendengar perkataan mereka (lalu mereka menirunya)
Sementara beliau memaknai laghwan (sia-sia) adalah perkataan yang tidak mendatangkan manfaat buat akhirat dan tidak menghasilkan dirham (keuntungan materi) di dunia.
Lalu bagaimana dengan penghuni aljannah yang di dunianya terjadi persengketaan dan permusuhan ? Alloh akan menyelesaikan silih sengketa di antara mereka sebelum mereka memasuki aljannah. Satu dengan yang lain akan saling membalas sesuai dengan kezaliman masing-masing. Selanjutnya perasaan dendam akan dicabut dan merekapun memasuki aljannah dalam keadaan bersaudara :
وَنَزَعْناَ ماَفِي صُدُوْرِهِمْ مِّنْ غِلٍّ تَجْرِى مِنْ تَحْتِهِمُ الأَنْهاَرُ وَقاَلُوْا الْحَمْدُ لله الَّذِي هَدَاناَ لِهاَذَا وَماَ كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلاَ أنْ هَدَاناَ الله لَقَدْ جاَءَتْ رُسُلُ رَبِّناَ بِالْحَقِّ وَنُوْدُوْا أنْ تِلْكُمُ الْجَنَّةُ أوْرِثْتُمُوْهاَ بِماَ كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ
Dan Kami cabut segala macam dendam yang berada di dalam dada mereka; mengalir di bawah mereka sungai-sungai dan mereka berkata : Segala puji bagi Allah yang telah menunjuki Kami kepada (surga) ini. dan Kami sekali-kali tidak akan mendapat petunjuk kalau Allah tidak memberi Kami petunjuk. Sesungguhnya telah datang Rasul-rasul Tuhan Kami, membawa kebenaran. dan diserukan kepada mereka: "ltulah surga yang diwariskan kepadamu, disebabkan apa yang dahulu kamu kerjakan. [al a’rof : 43]
وَنَزَعْناَ ماَفِي صُدُوْرِهِمْ مِّنْ غِلٍّ إخْوَاناً عَلَى سُرُرٍ مُّتَقاَبِلِيْنَ
Dan Kami lenyapkan segala rasa dendam yang berada dalam hati mereka, sedang mereka merasa bersaudara duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan. [alhijr : 47]
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيَّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْلُصُ الْمُؤْمِنُونَ مِنْ النَّارِ فَيُحْبَسُونَ عَلَى قَنْطَرَةٍ بَيْنَ الْجَنَّةِ وَالنَّارِ فَيُقَصُّ لِبَعْضِهِمْ مِنْ بَعْضٍ مَظَالِمُ كَانَتْ بَيْنَهُمْ فِي الدُّنْيَا حَتَّى إِذَا هُذِّبُوا وَنُقُّوا أُذِنَ لَهُمْ فِي دُخُولِ الْجَنَّةِ فَوَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَأَحَدُهُمْ أَهْدَى بِمَنْزِلِهِ فِي الْجَنَّةِ مِنْهُ بِمَنْزِلِهِ كَانَ فِي الدُّنْيَا
Dari Abu sa'id Al Khudzri radhilayyahu'anhu mengatakan, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : Orang mukmin selamat dari neraka, kemudian dihisab diatas jembatan antara surga dan neraka, sehingga kezhaliman sesama mereka di dunia diqisas satu sama lainnya, sehingga jika mereka telah bersih dan suci, mereka dipersilahkan masuk surga, Demi Dzat yang jiwaku berada di Tangan-Nya, sungguh mereka lebih kenal hunian mereka di surga, daripada mereka kenal terhadap huniannya ketika di dunia. [HR Bukhori dan Ahmad]
Maroji’ :
Aisaruttafasir, Syaikh Abu Bakar Jabir Aljazairi hal 871 dan 1570
Taisir Kalim Arrohman Fiitafsir Kalaamil Mannaan, Syaikh Abdurrohman Nashir Assa’di 2/788