Sikap Meremehkan kitman
Sebagian aktivis ada yang bersikap teledor dan lalai. Catatan pertemuan, rencana, rincian tanzim, pendanaan dan urusan penting lainnya tertuang dengan rincian dan gamblang tanpa penyandian atau kode. Bila datang kepadanya surat penting yang terkait dengan tanzim atau keamanan maka surat itu tetap berada di sakunya.
Saya tidak tahu apakah surat itu disimpan untuk kenang-kenangan. Berhari-hari, berpekan-pekan, berbulan-bulan dan terkadang bertahun-tahun barang itu tidak dimusnahkan. Seolah menunggu datangnya musuh supaya surat itu menjadi barang berharga bagi mereka saat rumahnya digeledah atau dirinya ditangkap. Lalu ia tidak bisa mengelak lagi dalam penyidikan dan keteledorannya menyebabkan ikhwannya ditangkap dan menggagalkan rencana jihad.
Ada juga orang yang berkomunikasi dengan lugu. Bila sebagian ikhwan menasehatinya untuk berhati-hati dan menyembunyikan pembicaraan tentang kunjungan atau pertemuan, membakar surat yang telah ia baca, tidak menyimpan nama dan alamat di tempat yang memungkinkan untuk diperiksa oleh musuh, atau menitipkannya kepada orang yang kemungkinan ditangkap maka ia mengingkari hal itu dan menganggapnya sebagai sikap pengecut.
Bila salah seorang di antara mereka berniat melakukan operasi jihad dan ia memiliki senjata, maka ia memperlihatkannya kepada setiap orang yang ia jumpai. Bahkan ia memberitahukan kepada semua orang tentang cita-cita, impian dan berbagai amal jihadi lainnya.
Alangkah sedihnya saya melihat sebagian pemuda yang tidak mau menerima nasehat dalam masalah ini. Mereka tidak belajar dari pengalaman dan kegagalan orang lain. Akhirnya musuh-musuh Alloh sukses menggagalkan dakwah dan jihad umat islam. Padahal keberhasilan mereka bukan karena kecerdikan dan kecermatan mereka melainkan sikap teledor dari para aktivis.
Dalam dunia militer, mereka hanya membuka informasi tentang operasi militernya beberapa saat sebelum dilaksanakan. Para pelaksana juga tidak tahu melainkan sekedar apa yang menjadi tugas mereka. Adapun sumber dan tempat penyimpanan senjata, siapa yang memasok dan menyerahkan serta target yang menjadi sasaran, hal itu dirahasiakan sepenuhnya untuk menutup kemungkinan bocornya rahasia tentang rencana operasi mereka.
Ingatlah kesabaran singa dan elang yang diam-diam mengendap dan menunggui buruan membuat mereka sukses mendapatkan mangsa yang besar. Sementara burung pipit dan kutilang yang suka mengoceh dan berkicau hanya memperoleh umpan yang kecil dan menjadi sasaran ketepel anak-anak kecil. Sesungguhnya jihad itu membutuhkan elang dan singa bukan burung pipit dan kutilang
Mereka mujahid tapi salah langkah, Abu Muhammad Almaqdisi hal 75-77