Nasehat Abu Muhammad Almaqdisi (6)

Jangan Terlalu Hati-Hati

Sikap takut berlebihan yang akhirnya mengundang kecurigaan musuh adalah sifat tidak terpuji. Begitu takutnya hingga ia tidak bisa bergerak seolah takut pada bayangannya sendiri. Ia begitu takut terhadap musuh seolah mereka mengetahui segala rahasia dan isi hati manusia. Karena takut akan kecanggihan teknologi deteksi musuh, ia hamper tidak menggunakan computer, telepon dan alat komunikasi lainnnya.

Padahal mengatasi deteksi musuh ini bisa dilakukan dengan sedikit saja mempelajari teknologinya. Hal itu bisa ditambah dengan mengenali berbagai metode untuk mengecoh dan menghilangkan jejak agar musuh tak mampu mendeteksi. Bila kita meninggalkan sarana-sarana ini dalam aktivitas jihad dengan alasan takut disadap atau terlalu khawatir tanpa alasan ilmiah maka itu adalah kekalahan di hadapan teknologi musuh dan silau terhadap kemampuan mereka.

Saya pernah berkunjung ke rumah seorang pemuda yang baru keluar dari penjara. Belum saja saya duduk ia langsung menyalakan radio dengan volume keras. Saya berkata : apa urusan kita dengan radio ? matikan saja agar kita bisa berbincang-bincang. Ia berkata : ini penting untuk mengkaburkan alaalat penyadap bila ada. Maka saya berkata : rumah ini adalah rumahmu, dan pembicaraan kita bersifat kekeluargaan, bukan tentang perang bukan pula tentang dakwah.

Sebagaian aktivis sangat berhati-hati jika berbicara lewat telephon. Ia gunakan berbagai sandi dank ode yang susah untuk dipahami. Seandainya musuh mendengar kode itu justru mereka akan curiga. Mereka akan menduga di balik pembicaraan itu ada rencana operasi yang lebih dahsyat dari serangan ke New York atau Washington. Padahal materi pembicaraan tersebut sangat sepele, sama sekali tidak butuh kode dan sandi rahasia.

Pada banyak keadaan, terkadang berterus terang dengan ucapan adalah lebih utama karena tidak ada masalah di dalamnya. Namun demikian sebagoian orang bertindak berlebihan. Misalnya seorang dari mereka menelponmu dan berkata : ada titipan penting yang harus saya sampaikan. Ternyata titipan itu hanya sebungkus kue, sehelai baju atau sebotol minyak yang tidak ada masalah jika disebutkan terang-terangan. Juga undangan makan siang atau makan malam yang kerap disandikan seolah rapat penting akan digelar.

Orang-orang yang berlebihan itu menyukai samara dan tipuan ala film spionase. Mereka tidak mengetahui bahwa hal itu justru membahayakan dan tidak bermanfaat terutama bila komunikasi dilakukan dengan orang-orang yang tengah dipantau oleh aparat keamanan. Musuh tentu akan memperhitungkan setiap percakapan yang dilakukan.
Jika mereka sampai ditangkap, tentu musuh tidak akan percaya walaupun mereka bersumpah bahwa titipan itu adalah hal-hal yang tadi disebutkan atau bahwa pertemuan itu memang betul-betul makan siang. Kemudian musuh Alloh itu akan menyiksa agar mereka menyerahkan senjata dan bahan peledak serta mengakui ada pertemuan penting di balik sandi dan kode tersebut.