Hukum Mengganti (1)

Haji
Barangkali anda sudah berniat menunaikan ibadah haji. Di saat ONH sudah dilunasi dan andapun sudah menunggu hari keberangkatan ke tanah suci, tiba-tiba saja penyakit menyerang yang menyebabkan niat haji harus diurungkan. Boleh jadi karena penyakit semakin parah hingga tidak memungkinkan lagi bagi kita untuk bepergian jauh.

Dalam kondisi seperti ini bisa saja posisi anda dibadal (diganti) oleh orang lain dengan syarat yang membadalkan sudah melaksanakan ibadah haji sebelumnya. Sebagaimana tiga hadits di bawah ini :

وَعَنْ اِبْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ كَانَ اَلْفَضْلُ بْنُ عَبَّاسٍ رَدِيفَ رَسُولِ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم فَجَاءَتِ اِمْرَأَةٌ مَنْ خَثْعَمَ، فَجَعَلَ اَلْفَضْلُ يَنْظُرُ إِلَيْهَا وَتَنْظُرُ إِلَيْهِ، وَجَعَلَ اَلنَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم يَصْرِفُ وَجْهَ اَلْفَضْلِ إِلَى اَلشِّقِّ اَلْآخَرِ. فَقَالَتْ: يَا رَسُولَ اَللَّهِ, إِنَّ فَرِيضَةَ اَللَّهِ عَلَى عِبَادِهِ فِي اَلْحَجِّ أَدْرَكَتْ أَبِي شَيْخًا كَبِيرًا, لَا يَثْبُتُ عَلَى اَلرَّاحِلَةِ, أَفَأَحُجُّ عَنْهُ ? قَالَ: نَعَمْ وَذَلِكَ فِي حَجَّةِ اَلْوَدَاعِ ) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

Ibnu Abbas Radliyallaahu 'anhu berkata : Adalah al-Fadl Ibnu Abbas Radliyallaahu 'anhu duduk di belakang Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, lalu seorang perempuan dari Kats'am datang. Kemudian mereka saling pandang. Lalu Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam memalingkan muka al-Fadl ini ke arah lain. Perempuan itu kemudian berkata : Wahai Rasulullah, sesungguhnya haji yang diwajibkan Allah atas hamba-Nya itu turun ketika ayahku sudah tua bangka, tidak mampu duduk di atas kendaraan. Bolehkah aku berhaji untuknya ? Beliau menjawab : Ya Boleh. Ini terjadi pada waktu haji wada'. [Muttafaq Alaihi]

وَعَنْ اِبْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ أَنَّ اِمْرَأَةً مِنْ جُهَيْنَةَ جَاءَتْ إِلَى اَلنَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فَقَالَتْ: إِنَّ أُمِّي نَذَرَتْ أَنْ تَحُجَّ, فَلَمْ تَحُجَّ حَتَّى مَاتَتْ, أَفَأَحُجُّ عَنْهَا ? قَالَ : نَعَمْ , حُجِّي عَنْهَا, أَرَأَيْتِ لَوْ كَانَ عَلَى أُمِّكِ دَيْنٌ, أَكُنْتِ قَاضِيَتَهُ ? اِقْضُوا اَللَّهَ, فَاَللَّهُ أَحَقُّ بِالْوَفَاءِ ) رَوَاهُ اَلْبُخَارِيُّ

Dari Ibnu Abbas Radliyallaahu 'anhu bahwa ada seorang perempuan dari Juhainah datang kepada Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, lalu berkata : Sesungguhnya ibuku telah bernadzar untuk menunaikan haji, dia belum berhaji lalu meninggal, apakah aku harus berhaji untuknya ? Beliau bersabda : Ya, berhajilah untuknya. Bagaimana pendapatmu seandainya ibumu menanggung hutang, tidakkah engkau yang membayarnya ? Bayarlah pada Allah, karena Allah lebih berhak untuk ditepati. [HR Bukhari]

وَعَنْ اِبْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ أَنَّ اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم سَمِعَ رَجُلًا يَقُولُ: لَبَّيْكَ عَنْ شُبْرُمَةَ, قَالَ: مَنْ شُبْرُمَةُ ? قَالَ: أَخٌ لِي , أَوْ قَرِيبٌ لِي, قَالَ: حَجَجْتَ عَنْ نَفْسِكَ ? قَالَ: لَا. قَالَ : حُجَّ عَنْ نَفْسِكَ, ثُمَّ حُجَّ عَنْ شُبْرُمَةَ رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ, وَابْنُ مَاجَهْ

Dari Ibnu Abbas Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah mendengar seseorang berkata : Labbaik 'an Syubrumah (artinya : Aku memenuhi panggilan-Mu untuk Syubrumah. Beliau bertanya : Siapa Syubrumah itu ? Ia menjawab: Saudaraku atau kerabatku. Lalu beliau bersabda : Apakah engkau telah berhaji untuk dirimu ? Ia menjawab: Tidak. Beliau bersabda : Berhajilah untuk dirimu kemudian berhajilah untuk Syubrumah. [HR Abu Dawud dan Ibnu Majah]

Syaikh Abdulloh bin Abdurrohman Albassam berkata : barangsiapa yang tidak mampu melaksanakan ibadah haji dengan badannya, tidak ada keharusan baginya untuk melakukannya akan tetapi cukup pelaksanaannya diwakilkan oleh orang lain. Hal ini terjadi dalam kondisi saat ia memiliki harta. Bila ia tidak memiliki harta maka tidak ada kewajiban mencari pengganti baginya.

Maroji’ :
Taudhihul ahkam, Syaikh Abdulloh bin Abdurrohman Albassam 2/648