Hukum Mencampur Dan Menggabung (2)

Dosa Dan Amal Sholih

Alloh memberi potensi pada diri manusia untuk condong ketaatan di samping itu iapun memiliki naluri untuk berbuat maksiat. Alloh memaklumi bila iman hambaNya bertambah dan berkurang. Pada suatu saat begitu dekatnya kepada Alloh, akan tetapi pada kesempatan lain tergelincir dan berbuat maksiat.

Terkadang lidah kita dipenuhi dengan kalimat thoyyibah. Tilawatul quran dan dzikir menghiasai lisan kita. Tiba-tiba keluar kata-kata seronok, kotor dan kasar.

Begitu khusyu’nya kita sholat seolah-olah ia adalah sholat terakhir kalinya dalam hidup kita. Tak disangka karena acara hiburan yang menggoda, sholatpun dilalaikan. Meninggalkan jamaah di masjid, dilakukan di akhir waktu dan tergesa-gesa. Selesai menunaikan sholat tidak sempat lagi untuk duduk sejenak berdzikir

Rosululloh shollallohu alaihi wasallam menerangkan kepada para sahabat akan kasih sayangnya Alloh kepada hamba-hambaNya yang terkadang lalai oleh maksiat :

عَنْ أَبِي أَيُّوبَ أَنَّهُ قَالَ حِينَ حَضَرَتْهُ الْوَفَاةُ كُنْتُ كَتَمْتُ عَنْكُمْ شَيْئًا سَمِعْتُهُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَوْلَا أَنَّكُمْ تُذْنِبُونَ لَخَلَقَ اللَّهُ خَلْقًا يُذْنِبُونَ يَغْفِرُ لَهُمْ
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَوْ لَمْ تُذْنِبُوا لَذَهَبَ اللَّهُ بِكُمْ وَلَجَاءَ بِقَوْمٍ يُذْنِبُونَ فَيَسْتَغْفِرُونَ اللَّهَ فَيَغْفِرُ لَهُمْ

Dari Abu Hurairah dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda : Demi Dzat yang jiwaku di tangannya, seandainya kamu sekalian tidak berbuat dosa sama sekali, niscaya Allah akan memusnahkan kalian. Setelah itu, Allah akan mengganti kalian dengan umat yang pernah berdosa. Kemudian mereka akan memohon ampunan kepada Allah dan Allah pun pasti akan mengampuni mereka [HR Muslim]

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيمَا يَحْكِي عَنْ رَبِّهِ عَزَّ وَجَلَّ قَالَ أَذْنَبَ عَبْدٌ ذَنْبًا فَقَالَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي ذَنْبِي فَقَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى أَذْنَبَ عَبْدِي ذَنْبًا فَعَلِمَ أَنَّ لَهُ رَبًّا يَغْفِرُ الذَّنْبَ وَيَأْخُذُ بِالذَّنْبِ ثُمَّ عَادَ فَأَذْنَبَ فَقَالَ أَيْ رَبِّ اغْفِرْ لِي ذَنْبِي فَقَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى عَبْدِي أَذْنَبَ ذَنْبًا فَعَلِمَ أَنَّ لَهُ رَبًّا يَغْفِرُ الذَّنْبَ وَيَأْخُذُ بِالذَّنْبِ ثُمَّ عَادَ فَأَذْنَبَ فَقَالَ أَيْ رَبِّ اغْفِرْ لِي ذَنْبِي فَقَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى أَذْنَبَ عَبْدِي ذَنْبًا فَعَلِمَ أَنَّ لَهُ رَبًّا يَغْفِرُ الذَّنْبَ وَيَأْخُذُ بِالذَّنْبِ اعْمَلْ مَا شِئْتَ فَقَدْ غَفَرْتُ لَكَ

Dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dari apa yang telah dikhabarkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala, beliau bersabda : Dahulu, ada seorang yang telah berbuat dosa. Setelah itu, ia berdoa dan bermunajat; Ya Allah, ampunilah dosaku ! Kemudian Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman : Sesungguhnya hamba-Ku mengaku telah berbuat dosa, dan ia mengetahui bahwasanya ia mempunyai Tuhan yang dapat mengampuni dosa atau memberi siksa karena dosa.' Kemudian orang tersebut berbuat dosa lagi dan ia berdoa; Ya Allah, ampunilah dosaku ! Maka Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman : 'Hamba-Ku telah berbuat dosa, dan ia mengetahui bahwasanya ia mempunyai Tuhan yang mengampuni dosa atau menyiksa hamba-Nya karena dosa. Oleh karena, berbuatlah sekehendakmu, karena Aku pasti akan mengampunimu (jika kamu bertaubat). [HR Ahmad dan Muslim]

Ternyata dari sebagian sahabat, generasi didikan rosululloh shollallohu alaihi wasallam ada di antara mereka yang mencampur antara ketaatan dan maksiat. Alloh berfirman :

وَءاخَرُوْنَ اعْتَرَفُوْا بِذُنُوْبِهِمْ خَلَطُوْا عَمَلاً صَالِحاً وَءَاخَرَ سَيِّئًا عَسَى الله أنْ يَتُوْبَ عَلَيْهِمْ إنَّ الله غَفُوْرٌ رَحِيْمٌ

Dan (ada pula) orang-orang lain yang mengakui dosa-dosa mereka, mereka mencampurbaurkan amal yang baik dengan amal lain yang buruk. Mudah-mudahan Allah menerima taubat mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang [attaubah : 102]

Syaikh Abdurrohman Nashir Assa’di berkata : mereka adalah penduduk Madinah dan sekitarnya (para sahabat) dan juga seluruh penduduk di negeri-negeri islam ……. Mereka gemar mencampur adukkan antara amal sholih dan dan maksiat yaitu berupa terperosok ke dalam perbuatan haram dan mengabaikan perintah. Di saat itu dirinya menyadari akan kesalahannya dan muncul harapan agar Alloh mengampuninya.

Maroji’ :
Taisir Kalim Arrohman, Syaikh Abdurrohman Nashir Assa’di 1/548