Hubungan Timbal Balik (5)

Ulama Dengan Binatang
Ulama adalah pembimbing umat. Darinyalah kita mengetahui halal dan haram, haq dan batil, jalan yang diridloi dan jalan yang mengundang murka Alloh, demikian seterusnya. Tidak ada makhluq di alam semesta ini kecuali membutuhkan keberadaan para pewaris nabi, tak terkecuali binatang.

Ulama akan mengajari manusia bagaimana bersikap terhadap binatang. Kepada mereka disampaikan bahwa islam mengharamkan mentelantarkan binatang dengan membiarkannya tanpa diberi makan, karena bisa saja seorang masuk ke neraka gara-gara melalaikan perhatian terhadap pakan hewan peliharaan.

Tak lupa di saat hewan dijadikan sarana alat tranportasi, tidak memberi beban yang melebihi kadar kemampuannya. Dalam perjalanan, binatang ini diberi kesempatan untuk beristirahat.

Ketika hewan akhirnya harus disembelih, maka ulama akan mewasiatkan kepada penyembelih untuk mempertajam pisau dan mempercepat kematiannya.

Karena inilah, binatang akan senantaiasa mendoakan para ulama yang telah membimbing umat sehingga hewanpun bisa menikmati kehidupan yang Alloh karuniakan kepada mereka. Nabi shollallohu alaihi wasallam bersabda :

وَإِنَّ الْعَالِمَ لَيَسْتَغْفِرُ لَهُ مَنْ فِي السَّمَوَاتِ وَمَنْ فِي الْأَرْضِ وَالْحِيتَانُ فِي جَوْفِ الْمَاءِ

Orang yang berilmu sungguh senantiasa dimohonkan ampun oleh penduduk langit dan bumi hingga ikan yang ada di dasar laut [HR Abu Daud, Tirmidzi dan Ibnu Majah]

Alkhithobi berkata : Alloh menghubungkan antara ikan dan binatang lainnya dengan ilmu lewat lesan para ulama karena terdapat manfaat, maslahat dan rezeki yang mereka butuhkan. Para ulamalah yang menerangkan berbagai macam hukum yang berkenaan halal dan haram, membimbing manusia untuk mewujudkan maslahat, menasehati agar berbuat kebaikan dan menjauhkan diri dari perbuatan yang menimbulkan madlorot hingga akhirnya Alloh mengilhamkan kepada seluruh makhluq untuk mendoakan para ulama.

Maroji’ :
Aunul Ma’bud, Abu Thoyyib Muhammad Syamsuddin Alhaq Al’adzim Al Abadi 6/474