Hubungan Timbal Balik (6)

Ulama Dengan Setan

Ulama adalah benteng umat. Di saat setan membuat perangkap maksiat, merekalah yang tampil menasehati manusia agar tidak terbujuk rayu oleh rayuan setan. Iblis begitu benci kepada sang pewaris nabi sebagaimana ulama juga senantiasa menanamkan kebencian di hati manusia terhadap setan :

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقِيهٌ أَشَدُّ عَلَى الشَّيْطَانِ مِنْ أَلْفِ عَابِدٍ

Dari Ibnu Abbas ia berkata : Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : Seorang yang faqih itu lebih berat bagi setan daripada seribu orang ahli ibadah [HR Tirmidzi dan Ibnu Majah]

Hadits di atas dinilai maudlu’ oleh para ulama. Akan tetapi secara makna bisa diterima, bahkan diperkuat oleh sebagian perkataan para ulama.
Imam Syaukani dalam alfawaid almajmu’ah berkata : tidak ada satupun ibadah kepada Alloh yang lebih afdhol dari memperdalam addin. Satu orang faqih lebih ditakuti oleh setan dari seribu ahli ibadah. Segala sesuatu memiliki tiang dan tiang dari addin adalah kepahaman (ilmu)

Alhafidz Abul’ula Muhammad Abdurrohman ibnu Abdirrohim Almubarokfukhri berkata : setiap kali setan membuka pintu maksiat dan menghiasinya di hadapan manusia, maka ulama akan tampil untuk menyingkap makar mereka sehingga tertutup celah setan untuk menggoda manusia dan menjadikan setan terhina dan merugi. Berbeda dengan ahli abadah yang menyibukkan diri mendekatkan diri kepada Alloh sementara sebenarnya ia berada di dalam perangkap setan tanpa ia sadari.

Maroji’ :
Tuhfatul ahwadzi, Alhafidz Abul’ula Muhammad Abdurrohman ibnu Abdirrohim Almubarokfukhri 7/95