Hukum Mencampur Dan Menggabung (27)

Tauhid Rububiyyah dan Tauhid Uluhiyyah

Tauhid rububiyyah adalah meyakini bahwa Alloh satu-satunya yang menciptakan, merajai dan mengurusi alam semesta. Semua manusia diberi potensi memiliki tauhid ini sebagaimana pertanyaan Alloh kepada bayi yang ada dalam kandungan :

ألَسْتُ بِرَبِّكُمْ قاَلُوْا بَلَى شَهِدْناَ

Bukankah Aku adalah Rob kalian ? Mereka menjawab : benar, kami bersaksi [al a’rof : 172]

Para ulama juga sepakat bahwa tauhid jenis ini diyakini oleh semua makhluq hingga kaum kafir quraisy, bahkan iblis sekalipun :

وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَّنْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَ الأَرْضَ لَيَقُوْلُنَّ الله

Dan Sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka (kaum kafir quraisy) : Siapakah yang menciptakan langit dan bumi ? tentu mereka akan menjawab : Allah [luqman : 25]

Ayat ini menerangkan bahwa kaum quraisy meyakini bahwa pencipta langit dan bumi adalah Alloh. Tapi sayang keyakinan yang baik ini tidak dilanjutkan dengan ketundukannya kepada ajakan rosululloh shollallohu alaihi wasallam untuk beribadah kepada Alloh. Mereka justru memberikan semua peribadahan kepada selainNya. Patung, kuburan, jimat dan lainnya adalah tempat kembali mereka untuk menghadapi semua masalah hidup.

قَالَ رَبِّ فَأَنْظِرْنِي إلَى يَوْمِ يُبْعَثُوْنَ

Iblis berkata : wahai Robku, beri umur tangguh kepadaku hingga hari dibangkitkan [alhijr : 36]

Ayat ini menerangkan bahwa iblis memiliki dua keyakinan, yaitu percaya Alloh adalah Rob. Berarti ia mengakui bahwa Alloh pencipta, penguasa dan pengatur alam semesta. Yang kedua ia percaya akan adanya hari berbangkit. Berarti ia mengetahui kematian, kebangkitan dan balasan yang akan Alloh timpakan kepada dirinya atas perbuatannya. Disayangkan keyakinan ini tidak menyebabkan iblis tunduk kepada Alloh.

Oleh karena itu keyakinan semata tidak menjamin seorang bisa selamat dari ancaman Alloh. Tauhid rububiyyah mesti ada kelanjutan. Itulah yang disebut dengan tauhid uluhiyyah. Ia bermakna bahwa Allohlah satu-satunya dzat yang berhak diibadahi.
Tauhid ini merupakan puncak awal dan akhir dari din ini. Baik batin dan lahir. Karena tauhid inilah makhluq diciptakan, para rosul diutus sehingga manusia akan terbagi menjadi dua : kaum beriman yang bertauhid rububiyyah dan uluhiyyahdan golongan kafir yang hanya bermodalkan tauhid rububiyyah.

Maroji’ :
Alqoulul Mufid, Syaikh Muhammad Sholih Utsaimin 1/9
Mengapa tauhid dibagi menjadi Tiga, Syaikh Abdurrozaq Abdul Muhsin Al ‘Abbad hal 11