Sifat Buruk Manusia (1)

Suudzon

فَأَمَّا الإِنْسَانُ إذَا مَا ابْتَلاَهُ رَبُّهُ فَأَكْرَمَهُ وَنَعَّمَهُ فَيَقُوْلُ رَبِّى أكْرَمَنِ وَأمَّا إذَا مَا ابْتَلاَهُ فَقَدَرَ عَلَيْهِ رِزْقَهُ فَيَقُوْلُ رَبِّي أَهاَنَنِ

15. Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu Dia dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, Maka Dia akan berkata: "Tuhanku telah memuliakanku".
16. Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rizkinya Maka Dia berkata: "Tuhanku menghinakanku [alfajr : 15-16]

Ayat ini menerangkan bahwa Allah menyalahkan orang yang mengatakan bahwa kekayaan itu adalah suatu kemuliaan dan kemiskinan adalah suatu kehinaan seperti yang tersebut pada ayat 15 dan 16. tetapi sebenarnya kekayaan dan kemiskinan adalah ujian Alloh bagi hamba-hamba Nya. Kesemuanya dengan tujuan untuk membuktikan siapa di antara hambaNYa yang bersyukur atas karunia dan siapa di antara mereka yang bersabar atas penderitaan dan ujian. Pada kenyataannya betapa banyak manusia yang terangkat derajatnya lewat kesabaran dan mendapat pujian dari Alloh atas kesyukuran.

Dalam hal ini manusia terbagi menjadi tiga :

• Mampu bersabar di saat diuji dan bersyukur di saat rahmat Alloh limpahkan kepadanya.
• Mampu bersabar di saat diuji dan terlalaikan ketika mendapat karunia.
• Mampu bersyukur di saat berlimpah karunia akan tetapi lemah dan mudah putus asa saat diuji
• Tidak bisa bersabar saat penderitaan dan cepat lalai ketika berada dalam kesenangan
Bagi yang ingin belajar bersyukur maka alangkah baiknya bila meniru Utsman bin Affan yang mampu membebaskan sumur Ruman, Abu Tholhah yang menyerahkan tanah Bairuha’ yang sangat subur, Umar bin Khothob yang menjadikan tanah yang paling berharga di Khoibar sebagai wakaf dan Abdurrohman bin Auf yang kekayaannya sangat bermanfaat bagi kaum muslimin atau nabi Sulaiman yang bergelimangan harta dan kekuasaan yang menjadikannya semakin bersyukur kepada Alloh hingga ia berkata :

رَبّ أوْزِعْنِي أنْ أشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أنْعَمْتَ عَلَيّ وَعَلَى وَالِدَيّ وَ أنْ أعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاه وَأدْخِلْنِي بِرَحْمَتِكَ فِى عِبَادِكَ الصَّالِحِيْنَ

Ya Robku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh [annaml : 19]

Sementara bagi yang ingin belajar bersabar terhadap ujian maka mari belajar kepada rosululloh shollallohu alaihi wasallam :

وعن عائشة رَضِيَ اللَّهُ عَنها قالت: ما شبع آل محمد صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم من خبز شعير يومين متتابعين حتى قبض مُتَّفَقٌ عَلَيهِ وفي رواية: ما شبع آل محمد صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم منذ قدم المدينة من طعام البر ثلاث ليال تباعاً حتى قبض

Dari Aisyah rodliyallohu anha berkata : keluarga nabi shollallohu alaihi wasallam tidak pernah kenyang dari roti tepung syair sampai 2 hari berturut-turut hingga beliau meninggal [HR Bukhori Muslim] pada riwayat lain : tidak pernah keluarga nabi shollallohu alaihi wasallam kenyang dengan gandum 3 hari berturut-turut semenjak tiba di Madinah hingga beliau meninggal.

وعن عروة عن عائشة رَضِيَ اللَّهُ عَنها أنها كانت تقول : والله يا ابن أختي إن كنا لننظر إلى الهلال ثم الهلال ثم الهلال : ثلاثة أهلة في شهرين وما أوقد في أبيات رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم نار. قلت : يا خالة فما كان يعيشكم ؟ قالت : الأسودان: التمر والماء، إلا أنه قد كان لرَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم جيران من الأنصار وكانت لهم منائح وكانوا يرسلون إلى رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم من ألبانها فيسقينا

Dari Urwah dari Aisyah rodliyallohu anha berkata : wahai kemenakanku, kami keluarga nabi shollallohu alaihi wasallam adakalanya melihat hilal berganti 3 hilal (bulan) sedang di rumah rosululloh shollallohu alaihi wasallam tidak dinyalakan api. Urwah bertanya : lalu apa yang kalian makan ? Aisyah menjawab : kurma dan air, hanya saja terkadang tetangga rosululloh shollallohu alaihi wasallam menghadiahkan susu ternak kepada beliau [muttafaq alaih]

وعن عائشة رَضِيَ اللَّهُ عَنها قالت: كان فراش رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم من أدم حشوه ليف

Dari Aisyah rodliyallohu anha berkata : adalah kasur rosululloh shollallohu alaihi wasallam dari kulit yang berisi serabut [HR Bukhori]

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ دَخَلْتُ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يُوعَكُ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّكَ لَتُوعَكُ وَعْكًا شَدِيدًا قَالَ أَجَلْ إِنِّي أُوعَكُ كَمَا يُوعَكُ رَجُلَانِ مِنْكُمْ قُلْتُ ذَلِكَ أَنَّ لَكَ أَجْرَيْنِ قَالَ أَجَلْ ذَلِكَ كَذَلِكَ مَا مِنْ مُسْلِمٍ يُصِيبُهُ أَذًى شَوْكَةٌ فَمَا فَوْقَهَا إِلَّا كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا سَيِّئَاتِهِ كَمَا تَحُطُّ الشَّجَرَةُ وَرَقَهَا

Dari Abdullah dia berkata; saya pernah menjenguk Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ketika beliau sedang menderita sakit, lalu aku berkata; Wahai Rasulullah, sepertinya anda sedang merasakan sakit yang amat berat beliau bersabda : Benar, rasa sakit yang menimpaku ini sama seperti rasa sakit yang menimpa dua orang dari kalian. Kataku selanjutnya; Sebab itu anda mendapatkan pahala dua kali lipat. Beliau menjawab : Benar, seperti itulah, dan tidaklah seorang muslim yang tertimpa suatu musibah (penyakit) atau yang lain, melainkan Allah akan menghapuskan kesalahan-kesalahannya sebagaimana pohon menggugurkan dedaunannya [HR Bukhori Muslim]

وعن عمرو بن الحارث أخي جويرية بنت الحارث أم المؤمنين رَضِيَ اللَّهُ عَنها قال : ما ترك رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم عند موته ديناراً، ولا درهماً ولا عبداً ولا أمة ولا شيئاً، إلا بغلته البيضاء التي كان يركبها، وسلاحه، وأرضاً جعلها لابن السبيل صدقة

Dari Amru bin Harits saudara Juwairiyyah binti Alharits Ummul Mu’minin rodliyallohu anha berkata : rosululloh shollallohu alaihi wasallam ketika wafat tidak meninggalkan dinar, dirham, budak laki atau perempuan dan sesuatupun kecuali keledai putih yang biasa beliau kendarai dan sebidang tanah yang sudah beliau hibahkan untuk ibnu sabil [HR Bukhori]