Mudah Puas Dan Bangga
وَلَئِنْ أذَقْنَاهُ نَعْمَاءُ بَعْدَ ضّرَّاءَ مَسَّتْهُ لَيَقُوْلُنَّ ذَهَبَ السَّيِّئَاتُ عَنِّي إنَّهُ لَفَرِحٌ فَخُوْرٌ
Dan jika Kami rasakan kepadanya kebahagiaan sesudah bencana yang menimpanya, niscaya Dia akan berkata : Telah hilang bencana-bencana itu daripadaku. Sesungguhnya Dia sangat gembira lagi bangga, [hud : 10]
Ayat di atas menerangkan tentang sikap manusia bila musibah telah pergi dan berubah menjadi kebahagiaan, ia melupakan Alloh. Sehat setelah sakit, kaya setelah miskin, berketurunan setelah sebelumnya dinyatakan mandul, kesemuanya adalah karunia Alloh yang harus disyukuri.
Girang di saat bertambahnya rizki, naiknya gaji. Melalaikan Alloh, Sang Pemberi. Padahal bila yang ia miliki halal akan dihisab, bila haram akan diadzab. Kalau itu terjadi pada diri orang beriman maka ia segera bersyukur dan menunaikan hak harta bagi si fakir dan si miskin.
Idul fitri tiba, begitu cerah, kegembiraan meluap-luap. Ia tidak sadar, bisa saja itu adalah lebaran terakhir kali baginya, sementara nila raport romadlon yang ia peroleh semua berwarna merah. Seandainya ia memiliki setitik kesadaran, ia akan segera bermuhasabah, mencari kekurangan ibadah yang belum ia sempurnakan.
Setelah sekian lama menunggu karunia anak, akhirnya datang juga. Tidak ada ucapan Alhamdulillah keluar dari mulutnya kecuali memamerkan keberhasilannya dalam menerapkan petunjuk dokter spesialis kandungan anak. Ia tidak menyadari, bisa saja Alloh akan membalas kelalaiannya. Boleh jadi anak yang lahir adalah anak tipe aduwwan lakum (musuh bagi orang tuanya) atau fitnah (ujian) karena tidak semua anak nantinya bernilai qurrota a’yun.
Boleh jadi karunia yang Alloh berikan bukan nikmat yang biasa Alloh berikan kepada hambaNya yang dicintaiNya melainkan istidroj yang melalaikan. Maka orang beriman yang baik pasti punya sikap yang baik :
عَنْ عُمَرَ بْنِ سَعْدِ بْنِ أَبِي وَقَّاصٍ عَنْ أَبِيهِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَجِبْتُ لِلْمُؤْمِنِ إِذَا أَصَابَهُ خَيْرٌ حَمِدَ اللَّهَ وَشَكَرَ وَإِنْ أَصَابَتْهُ مُصِيبَةٌ حَمِدَ اللَّهَ وَصَبَرَ فَالْمُؤْمِنُ يُؤْجَرُ فِي كُلِّ أَمْرِهِ حَتَّى يُؤْجَرَ فِي اللُّقْمَةِ يَرْفَعُهَا إِلَى فِي امْرَأَتِهِ
Dari Umar bin Sa'd bin Abu Waqqash dari bapaknya berkata ; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : Aku kagum dengan seorang mukmin. Jika dia mendapatkan kebaikan, dia memuji Allah dan bersyukur, jika mendapatkan musibah dia memuji Allah dan bersabar. Orang mukmin akan diberi pahala pada setiap urusannya sampai suapan makanan yang dia angkat ke mulut istrinya [HR Ahmad]
Maroji’ :
Aisaruttafasir, Syaikh Abu Bakar Jabir Aljazairi hal 632