Sifat Buruk Manusia (6)

Membantah

وَلَقَدْ صَرَّفْنَا فِي هذَا الْقُرْانِ لِلنَّاسِ مِنْ كُلِّ مَثَلٍ وَكَانَ الإِنْساَنُ أكْثَرُ شَيْئٍ جَدَلاً

Dan sungguh Kami telah mengulang-ulangi bagi manusia dalam Al Quran ini bermacam-macam perumpamaan. dan manusia adalah makhluk yang paling banyak membantah [alkahfi :54]

Membantah adalah sifat warisan iblis. Tatkala turun perintah untuk sujud kepada Adam, ia berargumen di hadapan Alloh. Dirinya yang berasal dari api tidak pantas untuk tunduk kepada makhluq yang tercipta dari tanah.

Dikala ada seruan dakwah dari para rosul, orang kafir menolak dan berargumen bahwa para pengikut rosul adalah aroodziluna baadiyarro’yi (orang hina yang berpikiran pendek). Bantahan yang sangat tidak ilmiah. Mereka tidak bisa menunjukkan kesalahan ajaran para rosul selain mempermasalahkan pengikut yang rata-rata dari kalangan orang lemah.

Kaum bani isroil ketika diseru untuk berjihad oleh nabinya, melakukan pembangkangan dengan mengatakan idzhab anta warobbaka faqootilaa innaa haahunaa qo’idun (pergilah engkau berdua dengan tuhanmu, berperanglah sesungguhnya kami di sini cukup duduk-duduk saja)

Sebagian orang yang telah bersyahadat, pada kenyataannya tidak memberikan bukti akan ikrar yang sudah mereka nyatakan. Syariat islam justru ditentang dari mereka yang mengaku umat rosululloh shollallohu alaihi wasallam. Qishosh, rajam dan potong tangan mereka sebut sebagai hukum barbar. Hukum waris dinilai sikap diskriminasi terhadap hak-hak kaum perempuan. Bahkan nabi Luth yang melarang kaumnya untuk menikah sejenis dianggap telah membelenggu kebebasan sex.

Rupanya ayat wakaanal insaanu aktsaru syaiin jadalaa pernah menimpa seorang sahabat yang dijamin aljannah. Ia tak lain adalah Ali, menantu rosululloh shollallohu alaihi wasallam :

عَنْ عَلِيٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ طَرَقَهُ وَفَاطِمَةَ عَلَيْهَا السَّلَام بِنْتَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ لَهُمْ أَلَا تُصَلُّونَ فَقَالَ عَلِيٌّ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّمَا أَنْفُسُنَا بِيَدِ اللَّهِ فَإِذَا شَاءَ أَنْ يَبْعَثَنَا بَعَثَنَا فَانْصَرَفَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حِينَ قَالَ لَهُ ذَلِكَ وَلَمْ يَرْجِعْ إِلَيْهِ شَيْئًا ثُمَّ سَمِعَهُ وَهُوَ مُدْبِرٌ يَضْرِبُ فَخِذَهُ وَهُوَ يَقُولُ وَكَانَ الْإِنْسَانُ أَكْثَرَ شَيْءٍ جَدَلًا

Dari Ali berkata : Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam membangunkannya di malam hari, dan juga beliau bangunkan Fatimah binti Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, beliau berkata kepada mereka : Tidak sebaiknyakah kalian mendirikan shalat ? Kata Ali, kujawab : Wahai Rasulullah, jiwa kita ada di tangan Arrahman, kalaulah Dia berkenan membangunkan kita niscaya Dia membangunkan. Lantas Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam pergi ketika Ali menjawab sedemikian ini, dan sama sekali tidak kembali lagi, kemudian Ali mendengar Nabi membaca sebuah ayat ketika kembali sambil menepuk pahanya, ayat yang beliau baca: '(Sungguh manusia itu makhluk yang suka membantah (QS. Al Kahfi; 54) [HR Bukhori Muslim]